Mohon tunggu...
Ravik Walhidayah
Ravik Walhidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - “Across the sea of space, the stars are other suns.” ― Carl Sagan

aku mengunakan potongan kepribadian orang lain untuk membentuk diriku sendiri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bukan Hanya Kita di Alam Semesta

16 Mei 2024   00:11 Diperbarui: 16 Mei 2024   00:42 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 from pinterest/toppng.com

peradaban yang telah di bangun oleh manusia di bumi yang telah maju dan berkembang sangat pesat, mungkin kita pernah berpikir atau mendengar tentang kehidupan yang ada di luar bumi atau peradaban yang ada diluar planet bumi ini, ada banyak sekali laporan tentang penampakan entitas dari luar bumi, bahkan banyak juga orang-orang di luar sana yang percaya akan akan keberadaan alien itu ada, bukan hanya itu manusia telah mengupayakan tentang membuktikan keberadaan mereka salah satunya dengan mengirim satelit voyager 1 dan voyager 2 untuk pergi menjelajahi luasnya lautan semesta.

sekarang coba banyangkan anda tersesat di sebuah hutan yang gelap gulita tampa ada peneragan yang suasananya sangat sunyi tidak ada pergerakan hanya ada kegelapan mungkin sebagian dari anda akan berangrapan bahwa hutan tersebut tidak memiliki kehidupan tapi tentu saja tidak, yang pasti hutan tersebut pasti banyak memiliki kehidupan jika saja anda memiliki pengalaman dalam bertahan hidup di hutan tentu anda hanya akan membuat sebuah api kecil yang cukup untuk menghangatkan badan serta untuk memasak makanan anda tentu anda tidak mau melakukan teriakan atau keributan ini sama saja memberitahukan keberadaan anda kepada predator di hutan tersebut atau sama saja memancing mereka memangsa anda.

hal ini juga berlaku terhadap peradaban kita di bumi kita merasa sedirian di tenggah hutan alam semesta yang gelap gulita merasa hanya kita yang ada di hutan tersebut membuat api yang besar serta berteriak-teriak di hutan tersebut hal ini sama saja menunjukan keberadaan kita kepada pemangsa, manusia telah banyak mengirimkan sinyal keluar sana sembari berharap di balas oleh sebuah peradaban di luar sana hal ini sama saja mempertaruhkan nasib manusia kita beruntung menemui ras yang bersahabat tapi bagaimana jadinya jika saja kita malah menjumpai ras yang akan menjajah serta menjarah semua sumber daya bumi kita.

namun sampai saat ini belum ada balasan atau respon dari peradaban luar bumi terhadap sinyal yang kirim, apakah mereka ada ? apakah mereka tidak ada ? apakah mereka ada dan sedang memantau kita untuk menunggu waktu yang tepat untuk menjarah semua sumber daya kita? atau kita lah peradaban yang pertama muncul? atau mungkin kita adalah peradaban yang terakhir yang tersisa? semua pertanyaan yang tidak pasti ada jawabanya melainkan hanya hipotesis belaka.

[Ravik Walhidayah]

*Mahasiswa Ilmu Falak IAIN Lhokseumawe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun