TAUKAH KAMU BAHWA MUHAMMADIAH DAN NU (NAHDATUL ULAMA) BERBEDA DALAM PENETAPAN AWAL BULAN HIJRIAH
Sering kali ditemui di setiap tahunnya akan perbedaan dalam penentuan awal bulan puasa, walaupun selisih yang ditemui hanya satu hari namun dalam hal ini sudah menjadi masalah yang rutin terjadi setiab tahunnya, di indonesia sendiri ada dua ormas besar yang berpengang antara hisab dan rukyat dengan NU dengan metode rukyatnya dan muhamadiyah dengan metode hisabnya.
Lantas apakah hisab dan rukyat? Rukyat sendiri adalah proses dimana pengamatan hilal/bulan baru lansung mengunakan mata lansung atau mengunakan alat bantu berupa teleskop dan hisab secara bahasa berarti "menghitung" karena dalam metode hisab, penentuan awal bulan mengandalkan hitungan ilmu falak atau ilmu astronomi guna memastikan apakah hilal sudah wujud atau belum.
Dalam hal ini baik antara hisab dan rukyat mempunyai dalil yang jelas dan sahih
Dalil rukyat
Nabi bersabda, atau Abul Qasim telah bersabda, "Berpuasalah kalian dengan melihatnya (hilal) dan berbukalah dengan melihatnya pula. Apabila kalian terhalang oleh awan (mendung), maka sempurnakanlah jumlah bilangan hari bulan Syaban menjadi tiga puluh." (HR Bukhari)
Dalil hisab
(:5)
"Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)." (QS. Yunus, 10: 185)