Â
Teori Strukturasi Anthony Giddens
Dalam perkembangan sosiologi dalam konteks teori interaksi, pandangan postmodern yang dikenal dengan teori struktural dikemukakan oleh Anthony Giddens. Ia berpendapat bahwa struktur dan agensi adalah dua hal yang berbeda, tetapi merupakan satu kesatuan (dualitas) yang tidak dapat dipelajari secara terpisah. Orang dapat menciptakan kesadaran dan kondisi struktural (structural conditions) melalui tindakannya sehingga tindakan setiap orang dapat terjadi. Kebebasan bertindak tidak mungkin tanpa struktur, dan sebaliknya tidak ada struktur yang saling tergantung kecuali jika diciptakan oleh individu.
Anthony Giddens adalah Anggota Kehormatan dari Kings College dan Profesor Sosiologi di University of Cambridge. Dalam dekade terakhir dia telah menerbitkan lebih dari sepuluh buku dan memantapkan dirinya sebagai pemikir terkemuka. Tulisan-tulisan Giddens menggabungkan eksegesis klasik yang cermat dengan kepekaan terhadap isu-isu paling penting dari teori sosial kontemporer.
Konsep utama teori struktur adalah konsep struktur sistem dan dualitas struktur. Struktur bukanlah realitas di luar aktor, melainkan aturan dan sumber daya yang muncul ketika aktor diaktifkan dalam praktik sosial. Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa dalam segala bentuk pemberantasan tindak pidana korupsi, baik pencegahan maupun penindakan, peran penyelenggara negara sangat dibutuhkan. Mencegah peran pejabat negara seperti birokrat, anggota DPRD dan kaum intelektual yang membentuk karakter generasi muda cendikiawan sangat penting dalam pemberantasan korupsi. Namun pada kenyataannya, terdapat tindakan korupsi dalam penyelenggaraan negara. Ini adalah fenomena yang harus dilihat sebagai realitas sosial dan menggambarkan keterkaitan antara penyelenggaraan negara dan korupsi.
Struktur dan sumber daya adalah bagian dari sistem sosial secara umum, tetapi jangan dibingungkan dengan sistem sosial. Sistem sosial memiliki arti struktural kekuasaan dan sistem sosial adalah entitas yang kurang lebih terstruktur, tetapi pada dirinya sendiri ia bukanlah sebuah struktur. Sistem sosial hanya dapat dipahami sebagai praktik sosial yang berulang melintasi ruang dan waktu. Tergantung pada jenis strukturnya, sistem sosial sangat berbeda dalam tingkat kesatuan dan integrasi internal. Giddens menggunakan konsep struktur untuk menghubungkan konsep struktur dengan sistem. Penataan sistem adalah proses di mana kekuatan-kekuatan di dalam sistem dilatih dan diperkuat melalui praktik-praktik yang memperkuat sistem.
Dari membaca karya-karya Giddens seseorang dapat memperoleh pemahaman tentang struktur sebagai berikut:
- Lingkungan (media) dan hasil (result) praktik sosiallah yang membentuk sistem dan pranata sosial.
- Berupa resource diagram yang merepresentasikan prinsip praktik sosial yang berlangsung secara tidak restriktif.
- Berlaku sesuai dengan jenis kegiatan pelaku.
Pandangan Giddens tentang mengklasifikasikan struktur meliputi:
- Struktur penandaan (sifnificacin), yaitu struktur yang berkaitan dengan pengelompokan simbol, makna dan wacana.
- Struktur pemerintahan (domination), yaitu susunan yang menyangkut kekuasaan rakyat menurut supremasi politik dan ekonomi.
- Struktur legitimasi (legitimasi), yaitu struktur yang berkaitan dengan ketentuan normatif yang terdapat dalam sistem hukum.
Kerangka pemikiran Giddens dalam bidang ilmu sosial berbeda dengan teoritikus ilmu sosial seperti Talcott Parsons, Karl Marx, dan Levi Strauss, meskipun kerangka pemikiran Giddens sebenarnya dibangun di atas pemahaman Giddens dengan mengkritisi teori tersebut. Fungsionalisme, Marxisme dan Strukturalisme. Menurut Giddens, memahami dinamika masyarakat dari perspektif ilmu sosial selalu berkaitan dengan "ruang dan waktu" serta "pelaku dan tindakan pelaku".
Giddens membedakan ukuran ruang dan waktu ketika menjelaskan fenomena sosial. Hubungan antara ruang dan waktu bersifat alami dan makna serta sifat aktivitas itu sendiri terkait dengannya, karena pelaku dan tindakan tidak dapat dipisahkan. Pada saat yang sama, menurut Talcott Parsons, aktivitas dalam bentuk apa pun merupakan pemenuhan peran sosial tertentu. Lebih lanjut, setiap tatanan sosial selalu dikaitkan dengan peran dan fungsi sosial. Giddens tidak setuju dengan pernyataan Parsons bahwa sistem sosial memiliki fungsi. Menurut Giddens, sistem sosial tidak membutuhkan aktor. Yang memiliki kebutuhan adalah aktor itu sendiri, karena aktor adalah peran sosial. Sistem sosial memiliki nilai-nilai yang mengikat tindakan setiap individu sebagai anggota masyarakat dalam peran sosialnya, baik sebagai guru, karyawan, murid atau pemimpin.