Mohon tunggu...
Fabrizio Ravanelli
Fabrizio Ravanelli Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

- Tukang tulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Money

Kebutuhan Tak Terbatas dan Sumber daya Alam Terbatas

26 Maret 2015   20:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:57 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dewasa ini, sering sekali kita mendengar tentang kelangkaan yang terjadi di Indonesia. Permasalahan kelangkaan ini terjadi hampir diseluruh bagian Indonesia. Kelangkaan adalah kondisi pada saat  sumber daya alam tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang beragam. Oleh karena itu kelangkaan sumber daya alam sangat rentan terjadi. Bukan hanya di Indonesia saja, tetapi di Negara lainpun terjadi sebagai contoh Malaysia,Thailand, dan Negara lainnya. Kelangkaan terjadi, biasanya didominasi oleh barangbarang mineral atau tambang seperti minyak bumi dan bahan bakar. Tetapi di Indonesia kelangkaan tidak hanya terjadi pada bahan bakar saja, kelangkaan bahkan terjadi pada bahan pangan, sebagai contoh cabai, sekitar tahun 2010 sampai sekarang, kelangkaan pada cabai terjadi di Indonesia.

Kelangkaan cabai ini, menimbulkan sejumlah efek yang menurut saya perubahan yang sangat drastis, yaitu melambungnya harga cabai di pasaran. Mulai dari harga Rp.9000,- sampai pada harga Rp.29.000,- per kilogram. Kenaikan harga cabai tersebut menarik banyak perhatian pada masyarakat, Mengingat masyarakat Indonesia sangat menyukai makan dengan sambal cabai sebagai penyedap dan penambah rasa makanan. Kenaikan harga yang drastic pada cabai merupakan sesuatu yang berat untuk diterima bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan cabai di Indonesia lebih besar dari ketersedian cabai saat ini. Salah satu televisi swasta pernah mengilustrasikan penyebab dari kelangkaancabai. Para petani cabai memanen cabai hasil cabainya lalu menjualnya ke beberapa distributor. Dari beberapa distributor, beberapa distributor gelap membeli 75% dari hasil panen cabai tersebut, sehingga persentasi cabai yang terjual di pasaran sejumlah 25% yang menyebabkan kelangkaan pada cabai sehingga harganya pun ikut naik. Lalu apa yang terjadi pada 75%  cabai yang dibeli oleh distributor gelap tersebut?

75% cabai yang dibeli oleh distributor tersebut akan dijual kembali kepada distributor lainnya dengan harga yang jauh lebih mahal, hal inilah yang sangat mempengaruhi kenaikan  harga pada cabai di pasaran. Menurut saya dalam masalah ini dibutuhkan pengawasaan yang ketat dalam distribusi cabai anatar produsen dan distributor agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginin kan sebagaimana yang telah dijelaskan. Cara lain untuk mengatasi kelangkaan ini adalah masyarakat Indonesia dapat mencari alternatif selain cabai seperti lada agar dapat mengurangi kelangkaan pada cabai. Selain cabai, kelangkaan pada bahan pangan juga terjadi pada bawang yang harganya juga ikut naik. Kenaikan harga pada bawang memiliki penyebab yang sama dengan kenaikan harga cabai.Untuk menangani beragam kelangkaaan yang terjadi, masyarakat harus dapat berfikir ke cara alternatif untuk memenuhi kebutuhannya dan harus dapat menggunakan sumber daya alam secara efisien dalam arti penggunaan yang sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun