Islam juga menekankan pentingnya tawakkal (berserah diri kepada Allah) dan hikmah (kebijaksanaan) dalam menghadapi teknologi baru. Umat Islam dianjurkan untuk berhati-hati dalam mengadopsi teknologi baru seperti AI, dengan mempertimbangkan implikasi jangka panjangnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Kebijaksanaan (hikmah) dalam penerapan AI berarti bahwa setiap inovasi harus dikaji secara kritis untuk memastikan bahwa ia tidak membawa lebih banyak mudarat (mafsadah) daripada manfaat (maslahah).
Dampak Positif AI Ditinjau dari Islam
- Peningkatan Efisiensi dan Keadilan Sosial
AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial. Dalam Islam, peningkatan efisiensi ini dapat mendukung prinsip keadilan ('adl) dan pemerataan kesejahteraan (maslahah).Â
Sebagai contoh, AI dapat digunakan untuk memastikan akses yang lebih adil terhadap pendidikan berkualitas dengan menyediakan sumber daya pembelajaran yang dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk di daerah-daerah terpencil. Dalam bidang kesehatan, AI dapat membantu dalam diagnosis penyakit secara cepat dan akurat, yang dapat menyelamatkan nyawa dan memastikan bahwa semua orang, tanpa memandang status sosial mereka, mendapatkan perawatan yang memadai.
- Inovasi dalam Dakwah
AI juga menawarkan peluang besar dalam bidang dakwah dan penyebaran ajaran Islam. Teknologi AI dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dan platform digital yang memudahkan umat Islam untuk mempelajari dan memahami agama mereka dengan lebih mendalam.Â
Sebagai contoh, AI dapat digunakan untuk mengembangkan chatbot yang dapat menjawab pertanyaan seputar hukum Islam (fiqh) atau tafsir Al-Quran, serta menyediakan akses mudah ke literatur dan sumber daya Islam. Selain itu, AI dapat membantu menyebarkan dakwah secara lebih luas dan efektif, menjangkau audiens yang lebih besar dan lebih beragam, termasuk generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi digital.
- Pengelolaan Sumber Daya yang Lebih Efektif
AI dapat membantu dalam pengelolaan sumber daya alam dan ekonomi yang lebih efektif, sejalan dengan tujuan-tujuan syariah (maqasid al-shariah). Dalam Islam, manusia diberi amanah untuk menjaga dan mengelola bumi dengan bijaksana (istishlah). AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan air, energi, dan sumber daya alam lainnya, sehingga mengurangi pemborosan dan kerusakan lingkungan.Â
Misalnya, dalam sektor pertanian, AI dapat membantu petani untuk meningkatkan hasil panen dengan mengoptimalkan irigasi dan pemupukan, yang pada akhirnya dapat mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
- Peningkatan Kualitas Hidup
Penggunaan AI dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti transportasi, keamanan, dan komunikasi, dapat meningkatkan kualitas hidup umat manusia. Dalam Islam, menjaga dan meningkatkan kualitas hidup (hifz al-nafs) adalah salah satu tujuan utama syariah. AI dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas melalui teknologi kendaraan otonom, meningkatkan keamanan melalui sistem pengenalan wajah dan analisis data, serta memudahkan komunikasi global. Semua ini berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih aman, nyaman, dan sejahtera.
- Dukungan terhadap Penelitian dan Inovasi
AI juga dapat mendorong penelitian dan inovasi dalam berbagai bidang yang bermanfaat bagi umat manusia, seperti kedokteran, pendidikan, dan ekonomi. Dalam Islam, mencari ilmu (thalabul 'ilm) adalah kewajiban bagi setiap Muslim, dan AI dapat menjadi alat yang kuat untuk mempercepat proses penelitian dan penemuan ilmu baru.Â
Misalnya, AI dapat digunakan untuk menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat, mengidentifikasi pola yang mungkin terlewat oleh manusia, dan menghasilkan solusi inovatif untuk berbagai masalah yang dihadapi umat manusia.