Mohon tunggu...
abd rauf
abd rauf Mohon Tunggu... -

saya adalah pemikir, boleh dibilang thinker... perenungan adalah hobi saya, bagaimana alam smesta dapat menyelaraskan antara bagian demi bagian, kecuali atas seizin-Nya..

Selanjutnya

Tutup

Money

Perbankan Syariah Menuju Kesejahteraan Masyarakat yang berkeadilan

21 Agustus 2010   07:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tentu masih segar di ingatan kita pada tahun 1998, terjadinya krisis global yang mengakibatkan runtuhnya kepercayaan pada bank-bank konvensional yang mengalami sebuah kegagalan dalam bidang usahanya. Sehingga banyak bank yang terpaksa harus menjual sahamnya atau merger dengan bank-bank lain. Sebagai contoh pada bank-bank yang mengalami kegagalan usaha. Terbagi menjadi dua, pertama bank pemerintah (dalam arti mendapat naungan dari pemerintah atau BUMN), yaitu: Bank Dagang Negara, Bank ekspor Impor, Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia. Patut diketahui bahwa bank-bank diatas sudah melakukan dan bank-bank tersebut perlahan menjadi kuat kembali dengan melakukan banyak perbaikan sistem dan biaya yang cukup tinggi serta pemangkasan birokrasi di dalamnya. Yang Kedua demikian juga terhadap bank-bank swasta yang mengalami kebangkrutan, walaupun sudah diberikan tambahan modal penyelamatan oleh BLBI. Namun tambahan masalah BLBI pun sampai saat ini tidak pernah tuntas, ironis.

Pada saat yang sama, dibalik kelabunya perbankan konvensional ada usaha-usaha keuangan/perbankan yang tetap tidak terpengaruh oleh carut-marutnya dunia perbankan, yaitu bank-bank yang berbasis syariah. Meskipun modalnya tidak sebesar bank-bank konvensional tetapi sistem yang dipakai dengan menggunkan syariah mempunyai daya imun yang membentengi/memproteksi dirinya dari kehancuran yang dialami oleh bank-bank konvensional. Daya tahan bank syariah inilah yang kemudian membuat mata terbuka untuk segera beralih dari konvensional ke syariah. Sejak saat itulah mulai menjamur  bank-bank syariah yang difasilitasi oleh bank konvensional, dibuka di setiap perusahaan perbankan konvensional, baik bank nasional maupun bank internasional.

Bank syariah yang ada di Indonesia meskipun usianya sangat muda tetapi telah banyak menghidupkan usaha-usaha mikro yang dapat menggerakkan roda perekonomian nasional. Kita dapat menyaksikan peranan bank syariah baik bank syariah murni (bank Muamalat) maupun bank syariah yang diprakarsai atau dibidani oleh bank konvensional (bank BNI Syariah, bank Mandiri Syariah dll), kita telah menyaksikan bahwa bank-bank tersebut menjadi alternatif usaha keuangan dalam menggerakkan roda ekonomi bangsa.

Sebagaimana bank konvensional yang selalu mengalami perubahan dan strategi kebijakannya maka bank-bank syariah juga harus memperhatikan hal-hal yang sama dengan selalu mendasarkan diri kepada ke-syariah-an sehingga dapat dipertanggungjawabkan kehalalan dan keabsahan produk-produknya. Sehingga menjadi jelas bahwa produk syariah adalah produk yang halal tidak tercampur dengan produk yang bersifat riba.

Watak dasar manusia terutama dalam hal bisnis adalah adanya kepercayaan (trust) dan kepercayaan itu dibangun oleh adanya jiwa yang amanah yang menitikberatkan kejujuran dan etika keikhlasan dalam pengelolaan suatu usaha. Dalam menjawab semua tantangan itu, bank syariah sudah membuktikan dirinya kepada masyarakat pengguna jasa perbankan.

Perbankan syariah adalah suatu ijtihad atau pemikiran cendikiawan muslim/ ulama. Segala hasil pemikiran manusia bisa saja cocok pada masa itu, tetapi pada masa-masa selanjutnya perlu dikaji ulang kebenarannya yang sinkron dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu semua produk bank syariah setiap masa tertentu harus dikaji kembali agar senantiasa up to date dengan zamannya. Produk-produk bank syariah harus selalu dikembangkan sehingga dapat memberikan andil besar dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat yang berkeadilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun