Mohon tunggu...
RAUF NURYAMA
RAUF NURYAMA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Masalah Media, Sosial, Ekonomi dan Politik.

Sekjen Forum UMKM Digital Kreatif Indonesia (FUDIKI); Volunteer Kampung UKM Digital Indonesia; Redaktur : tinewss.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Pilih Capres Ini...!

1 Mei 2014   06:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:59 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13988716191263026640

Sebentar lagi kita akan melakukan kewajiban kita yang memiliki kewajiban untuk memilih Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden untuk masa bakti 2014-2019, yang tentunya belum ada satu pun yang resmi menjadi Capres dan Cawapres, karena harus menunggu dulu hasil keputusan KPU mengenai hasil Real Count Pemilu Legislatif tanggal 9 April yang lalu.

Menjadi hal yang penting untuk kita melakukan dan memilih seseorang yang menurut kita pas dijadikan sebagai Presiden untuk masa yang akan datang. Tentunya buka karena wangsit, Ganteng, Cantik, Jelek, Tinggi, kurus, gemuk atletis, atau bahkan perutnya gendut, rambutnya lurus atau keriting, istrinya satu atau lebih bahkan tidak punya istri. Bukan karena itu, namun lebih kepada memilih Calon Presiden yang memiliki keinginan untuk membawa perubahan yang sangat berarti bagi kemajuan Bangsa dan Negara.

Kemajuan dalam arti seluas-luasnya dan dalam arti sepositif-positifnya. Bukan kemajuan karena kita berhasil memiliki Hutang yang tadinya 2.400 Trilyun Tahun 2014, misalnya dan menjadi 5.000 Trilyun akhir tahun 2019. Hehehe... Bukan yang begini. Tapi yang berani punya Mimpi.

Seorang yang saya kagumi pemikirannya, Benjamin Franklin menyatakan, "If You Fail to Plan, You Plan to Fail". Jika Anda Gagal membuat Rencana, Anda sendirilah yang merencanakan GAGAL. Kira-kira bahasa saya demikian.

[caption id="attachment_322077" align="aligncenter" width="516" caption="hasil olahan sendiri: dari berbagai sumber"][/caption]

Marilah kita berkaca dari pengalaman sebelumnya.  Adakah sewaktu jaman Ir Soekarno memiliki rencana yang matang tentang Ekonomi...? Apakah Ajaran Marhaenisme merupakan sebuah Konsep yang sebaiknya dikerjakan. Apakah ini sebuah Plan...? Sebuah rencana, sebuah arah untuk mencapai cita-cita? Saya mohon maaf, belum mendapatkan petunjuknya untuk menyimpulkan bahwa Soekarno memiliki Plan yang baik untuk pembangunan Indonesia. Bahkan dalam bidang politik pun, dari tahun 1945 sampai dengan 1965 masih tidak aman. Undang-Undang Dasar sendiri beberapa kali diperbaharui, sampai akhirnya lahir Dekrit Presiden kembali ke UUD 1945. Ini adalah sebuah konsep yang Gagal dalam upaya pembangunan Negara dari sisi yang sangat Mendasar. Soekarno berhasil dalam Bidang Lain, Yes...! Kita akui bersama, bahwa Soekarno merupakan Presiden RI Pertama yang berkuasa hampir 20 Tahun lamanya. Soekarno berhasil mempersatukan Bangsa Indonesia dari Aceh sampai Papua. Soekarno berhasil mengumandangkan Indonesia ke belahan Bumi yang lain, sehingga Harum nama Indonesia di Kancah perpolitikan Dunia.

Pengalaman kedua, Soeharto. Membuat Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun. Ada jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek, ada arah rencana dan tenggat waktu pencapaiannya. Pelita, mengantarkan Indonesia menjadi negara berkembang dan nyaris menjadi Macan Asia. Soeharto memberikan jalan yang baik, perencanaan yang baik, untuk proses pembangunan Indonesia. Baik ekonomi, pendidikan, pertanian, teknologi, maupun pertahanan dan keamanan. Kegagalan Soeharto, disinyalir hanya karena masalah KKN, Demokrasi yang semu, tidak adanya kebebasan Pers. Mungkin pula ini adalah bagian dari rencana Soeharto, agar Plan nya Sukses. Agar tidak ribut, suasana aman dan terkendali, sehingga pembangunan berjalan Normal dan Wajar.

Era setelah itu, para pemangku Jabatan Presiden seolah hanya melakukan copy paste terhadap apa yang sudah digariskan. Kita bahkan Gagal memaknai kenaikan harga BBM. Hal yang sangat sepele. Kita Gagal melakukan hal-hal yang sangat mudah, misalnya tentang perburuhan. Kita Gagal paham tentang konsep ketenagakerjaan Indonesia. Kita Gagal menjadi Bangsa yang mandiri, copy paste dari Negara asing dengan konsep Outsourching. Karena Presiden yang terpilih, bukan karena hasil analisa dari berbagai rencana aksi namun lebih kepada popularitas dan keterpilihannya. Bukan karena Konsepnya, namun karena faktor "x" nya.

Kita Gagal tentang konsep ketenagakerjaan Indonesia. TKI atau BMI, tidak memiliki konsep yang jelas, selain faktor Duit. Tidak semua perencanaan harus berlandaskan Duit. Hak dan Perlindungan serta kewajiban adalah bagian dari sebuah konsep perencanaan. Al hasil, banyak sekali BMI yang harus Mati dan tersiksa karena Perencanaan yang tidak Jelas cenderung Absurd, dan sama absurdnya dengan Pengawasan atau kontrol dan evaluasinya. BMI, akhirnya menjadi sebuah komoditas politik.

Dalam rangka hari buruh ini, seyogyanya kaum Buruh yang menikmati Libur hari ini 1 Mei, harus dimanfaatkan untuk mendapatkan penjelasan dari calon Presiden  tentang renca mereka mengelola negara khususnya mengelola Kaum Buruh ini. Bukan Demo, menuntut Gaji tinggi, kesejahteraan, menyuruh tutup pabrik agar karyawannya bisa Demo. Bukan itu seharusnya. Kita sebagai Buruh, harus memiliki kesamaan Visi agar Negara bisa lebih baik ke depannya. Buruh harus berpikir bukan hanya menuntut Hak, namun juga berpikir untuk memilih Pemimpin yang Berani membuat rencana Cerdas dan baik untuk Kebaikan Buruh ke depan.

Calon Presiden, harus memberikan rencana aksinya yang jelas terukur, terarah, membumi dan meyakinkan bahwa semuanya bisa dicapai. Calon Presiden yang lengkap dengan rencana melakukan kerjasamanya dengan Calon Wakil Presidennya, lengkap pula dengan susunan kabinetnya. Para Calon anggota kabinet yang dipilih apakah layak untuk mendapatkan pemilihan dari Pemilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun