Mohon tunggu...
RAUF NURYAMA
RAUF NURYAMA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Masalah Media, Sosial, Ekonomi dan Politik.

Sekjen Forum UMKM Digital Kreatif Indonesia (FUDIKI); Volunteer Kampung UKM Digital Indonesia; Redaktur : tinewss.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cara Meng-handle Calon Pelanggan yang Mengatakan *NO*

26 Agustus 2016   16:59 Diperbarui: 26 Agustus 2016   17:06 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tulisan ini sebaiknya hanya dibaca bagi Anda yang masih belajar bagaimana cara menjual. Namun bagi para penjual yang sudah mahir, silakan juga, siapa tahu dengan membaca tulisan ini kita bisa sharing ilmu. Karena Menjual adalah perpaduan antara ilmu dan seni (Science and Art). Sehingga si Penjual, harus belajar ilmunya bagaimana cara menjual, pun belajar tentang seni menjual.

Ada teman saya mengibaratkan proses menjual seperti main bola. Permainan bagus kalau tidak bisa Goal, tetap saja Kalah. Intinya, menurut teman saya bahwa penjual yang baik adalah mereka yang bisa mengalahkan lawan, sehingga bisa membuat Goal. Jika Anda setuju, kataka : YES! Namun perlu diingat, bahwa tidak setiap permainan itu menyuguhkan tontonan yang menarik. Tidak sedikit, orang yang merasa tertipu oleh si Penjual. Banyak pula pembeli yang membeli dengan terpaksa. Terkadang, Pembeli Komplain setelah membeli karena penjualnya tidak menjelaskan secara detail produk yang dijualnya. So... Jika Demikian, maka sebenarnya apa tujuan dari Menjual itu sendiri... Barang Laku, atau Menambah pelanggan. Untuk Jangka Pendek, tentunya yang harus dilakukan adalah Barang laku, namun untuk jangka waktu yang panjang, seyogyanya penjual memikirkan bagaimana mendapatkan Pelanggan. Pelanggan yang baik akan terus menjadi pembeli, dan akhirnya mereka kita sebut dengan Klien.

Ada beberapa hal yang harus dipahami dulu sebelum Anda menjual. Apapun yang Anda jual, baik berupa barang berwujud, barang tidak berwujud, maupun jasa.

  1. Pahami dulu Produk Anda, Perusahaan Anda, dan Siapa Anda. Misalnya Anda menjual sebuah produk Fashion. Baju batik, katakanlah demikian. Apa Nama Perusahaan Anda? apakah sebagai Produsen, Distributor, Toko, Distro, atau agen? Dan apakah Anda bagian dari itu? Misalnya Anda hanyalah Marketing atau SPG di Toko,maka pahami tugas dan tanggungjawab Anda terkait bagaimana cara menjual barang tersebut, apa keuntungan dan mafaat bari baju batik yang anda jual, jika memungkinkan anda tahu apakah batik yang anda jual bagaimana proses pembuatannya, siapa perancangnya, ini akan membantu Anda dalam mendapatkan calon pelanggan nantinya.
  2. Pahami dan pelajari siapa yang akan menjadi sasaran Anda dalam menjual. Orang tua kah, anak muda, pria, wanita, kalangan terpelajar atau seperti apa? Ini hal terpenting kedua, sehingga kita tidak salah pasar. 
  3. Pelajari pendekatan penjualan yang akan dilakukan. Ingat langkah-langkah pendekatan penjualan AIDA'S. Apa itu AIDA'S? A-Attention, Perhatian. Langkah awal yang harus dilakukan adalah bagaimana agar calon pelanggan mau memperhatian kita, memperhatikan Anda, memperhatikan Produk Anda. Ini penting. Bagaimana cara Anda menyusun Baju Batik sehingga terlihat menarik, Bagaimana Baju Batik tersebut dipakai oleh "model patung", Jika ini sudah berhasil, maka langkah berikutnya adalah... I-Interest, Penting. Buat si calon pelanggan merasa bahwa dia menjadi penting dengan barang atau jasa yang akan tawarkan. Jelaskan mulai dari Keuntungan, Manfaat, kelebihan dari barang dan Jasa yang Anda Tawarkan. (Catet: Jangan bicara harga dulu, walaupun sebagian orang menanyakan harga). Jual-lah, manfaat apa yang akan diterima jika calon pembeli memiliki barang yang akan kita jual. Buat otakl kanannya berkhayal. Bikin dia memiliki obsesi untuk mendapatkan jasa dan layanan yang Anda berikan. Buat bahwa hanya Anda dan barang inilah seolah-olah yang akan menjadi solusi atas kebutuhannya. Jika ini sudah selesai, maka langkah ke-tiga, D-Dessire, Dorong atau push calon pelanggan untuk segera mengambil keputusan membeli. Dan langkah berikutnya adalah A-Action, Lakukan Aksi nyata sehingga segera Anda bisa Close Penjualan. Supaya Anda tidak terkesan menjual, maka ada beberapa kata kunci yang bisa anda lakukan dengan menggunakan beberapa pertanyaan terbuka atau tertutup, atau dengan mengajukan pertanyaan yang jawabannya menguntungkan Anda, atau dengan pertanyaan yang memberikan alternatif. ini disebut teknik closing. Dalam uraian lain saya akan bahas tentang teknik closing. Contoh pertanyaan untuk menutup penjualan Anda : Bagaimana bapak, apakah mau warna biru muda atau coklat muda yang menjadi pilihan batiknya?  atau Untuk lebih memastikan ukurannya, silakan dibawa saja pak nomor 14 atau 15 ini ke ruang ganti, sehingga Bapak bisa memutuskan untuk memilih yang mana? atau apakah bapak akan menggunakan uang cash atau kartu debit pak untuk pembayarannya biar saya bantu. dan lain-lain. Itu semuanya pertanyaan, yang akan menguntungkan kita. Apapun pilihan jawaban pelanggan pasti akan membuat kita beruntung.  Lalu bagaimana jika Pelanggan mengatakan "TIDAK" atau *NO* atau pilihan tadi? ini akan saya bahas di point berikut... namun perli diingat saya masih punya hutang untuk menyampaikan satu huruf lagi, S-Satisfaction, Kepuasan. Calon Pelanggan yang merasa puas dengan tawaran Anda, cara penjelasan Anda, pelayanan Anda, penghargaan Anda, bahkan walaupun dia tidak jadi membeli saat itu, pasti dia akan teringat dengan Anda. At the end, Jika Anda bertemu dengan calon pelanggan yang belum jadi membeli, atau tidak jadi membeli, tetaplah perlakukan mereka seperti RAJA. sampaikan terima kasih, dan berikan sebuah suntikan, agar dia mengunjungi Anda Kembali, misalnya : Terima kasih bapak, atas kunjungannya, saya senang bisa berkenalan dengan bapak. Saya yakin jika bapak membutuhkan barang seperti ini, bapak pasti akan menghubungi saya dan toko saya ini kan pak? ini kartu nama dan no saya, jika Bapak tidak keberatan, saya juga minta contact person bapak?.  
  4. Pelajari dan Pahami bagaimana cara menghandle keberatan calon pelanggan. Konon penjual yang hebat adalah mereka yang bisa menghandle keberatan pelanggan. Untuk mengetahui apa keberatan calon pelanggan kenapa dia tidak atau belum membeli, acaranya adalah dengan Bertanya? Lakukan beberapa strategi pertanyaan baik terbuka, tertutup, maupun perpaduan keduanya. Contoh: Terima kasih bapak sudah berkunjung ke toko kami, boleh tahu, kalau bapak tidak keberatan kenapa bapak belum membeli saat ini?  atau Bapak apakah yang kami sampaikan belum memenuhi kebutuhan atau keinginan bapak, jika boleh tahu kira-kira apa yang bap[ak butuhkan sehingga saya bisa membantunya?. Jika sudah tahu, alasan keberatannya, maka berikan solusi. Ingat Solusi. Jika sudah ada solusi, lakukan lagi langkah Action. Jika masih membutuhkan bahan bagaimana cara menghandle pelanggan yang mengatakan *No*, silakan chat di komentar, semoga kita bisa saling membantu.

Dengan demikian, maka yang harus dilakukan untuk menghandle pelanggan yang mengatakan *NO* :

  • Minimalisir kemungkinan pelanggan mengatakan tidak, berikan pertanyaan yang mengharuskan jawaban "Ya...?"
  • Jika mendapatkan jawaban, *NO*, Klarifikasi, kenapa *NO*?
  • Berikan Solusi, atas keberatan Calon Pelanggan.
  • Ucapkan terima kasih, lakukan dengan menggunakan Bahasa Tubuh lebih baik, jangan mengajari pelanggan, tapi buat pelanggan nyaman dengan penjelasan Anda, Gunakan alat bantu untuk mempermudah pemahaman calon pelanggan, atur intonasi suara Anda, lebih bagus cara Anda menyampaikan belajar lebih teratur sehingga secara konten akan lebih enak di dengar. 

Demikian semoga bermanfaat, salam... dan selamat sore.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun