- PKB, dengan rhoma effectnya, dan pendukungnya sudah memberikan PROTES KERAS, bahwa telah terjadi "pendzaliman" dari Muhaimin Iskandar dan DPP PKB kepada Rhoma Irama, suka atau tidak suka sudah menjadi sumber penyakit, karena ada penarikan dukungan dari Rhoma Irama dan Pendukungnya.
- PKB, jika Muhaimin tidak menjadi Cawapres, kemungkinan dukungan dari DPW akan berkurang. Walaupun dibilang tanpa syarat, namun permintaan yang diajukan, jika tidak di akomodir, pastinya akan menjadi "sesuatu" yang kurang bagus untuk kesehatan koalisi.
- PKPI dengan mengajukan Mahfud MD sebagai Cawapres, Jika tidak kemungkinan dalam pelaksanaannya, akan menjadi tidak effektif.
- Hanura dan Golkar, jangankan dengan organisasi orang lain. Di Organisasinya sendiri, perbedaan pendapat sangat kentara. Dukungan untuk Ical saja, tidak Full Responsibility, apalagi jika Capres dan Cawapresnya bukan orang Golkar.
Ini sebagian analisa saya contoh bibit penyakitnya. Apalagi, dengan cara saat ini, Jokowi melakukan One Man SHow. Maka menjadi tidak begitu penting, dukungan dari Parpol-parpol lain, jika terlalu Gemuk karena dukungan tanpa perjuangan. Perjuangan hanya dilakukan oleh Jokowi sendiri, yang lain tunggu jadi.
Dengan demikian, probabilitas kemengan Jokowi, memang Besar untuk menang, namun kesempatan untuk Kalah juga menjadi Sangat Besar. Para Pasukan Sakit Hati, pasti akan melakukan penusukan terhadap diri sendiri. Mereka mungkin tidak memilih Jokowi, Bisa jadi memilih Prabowo, atau bahkan tidak memilih Jokowi maupun Prabowo. Seorang rekans Kompasianer menulis, Jika Golkar bergabung dengan PDIP, dia memastikan yang tadinya selalu Golput akan memilih Jokowi, kembali akan Golput lagi. Nah Loh....
Strategi untuk kemenangan?
Dengan analisa kemungkinan kekalahan, maka Jokowi dan Tim harus mempelajarinya. Sudah tepat persyaratan tidak melakukan transaksional, sehingga jika dalam prosesnya nanti Jokowi menang, tidak menjadi beban. Kalaupun kalah tidak menjadi beban. Dalam kurun waktu yang sebentar lagi, segera bentuk Tim Kemenangan Jokowi dengan melibatkan Partai yang baru bergabung. Libatkan mereka secara bersama. Memastikan bahwa di daerahnya juga melakukan hal yang sama.
Tim Sukses Jokowi, jangan terjebak dengan kampanye yang justru akan merugikan diri sendiri. Lakukan Mix Marketing Strategy, Tim harus kerja. Jangan cuman Jokowi, seperti yang saat ini saya lihat.
Jika salah memilih Strategy, dan Tim yang lain menggunakan Kontra Strategy, maka kemenangan Prabowo akan lebih nyata. Jika saja Prabowo dan TIM nya PINTAR, menggunakan semua kelemahan dalam Koalisi besar ini. Jika di atas tidak bisa di bidik, maka bidikan selanjutnya adalah mereka yang ada di daerah. Tim sukses pada pileg, dan parpol yang belum bergabung, sekecil apapun mereka, apalagi besar, pengaruhnya akan tetap terasa baik manis maupun Asin.
So, Akankah Koalisi besar ini menjadi besar dan menghasilkan keuntungan perolehan suara atau bahkan sebaliknya. Atau apakah akan terbukti ramalan Ki Kusumo, Bahwa Jokowi tidak akan jadi Presiden 2014. Mari kita kawal hasilnya ke depan.
Salam......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H