Mohon tunggu...
RAUF NURYAMA
RAUF NURYAMA Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Masalah Media, Sosial, Ekonomi dan Politik.

Sekjen Forum UMKM Digital Kreatif Indonesia (FUDIKI); Volunteer Kampung UKM Digital Indonesia; Redaktur : tinewss.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Pantas "Dibeli", Karena Jokowi Belum Pantas "Dijual"?

6 Juni 2014   08:43 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:04 3057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Amerika, dengan partai-partainya yang selalu menggalang dana untuk kampanye, dengan berbagai cara. adalah sebuah hal yang lumrah. Bang Pilot, penulis kompasiana, menulis, "meminta-meminta, jika karena tidak terpaksa sangat tidak dianjurkan. Bahkan mungkin dilarang! Belakangan banyak pula dikupas, bukan hanya penggalangan dana oleh Jokowi-JK, namun publikasi yang dilakukan oleh pasangan capres dan cawapres dianggap sebagai sebuah praktek melawan Hukum. Karena aturan Undang-undang, menyatakan bahwa pasangan capres dan Cawapres diperbolehkan untuk mendapatkan dukungan dana baik dari pasangan itu sendiri, parpol pendukung maupun simpatisan. Nah, waktu diumumkan permintaan sumbangan dilakukan sebelum pasangan Jokowi dan JK resmi dinyatakan sebagai Pasangan Capres dan Cawapres, atau bisa disebut masih Bakal Calon Pasangan Capres dan Cawapres. Rentang waktu inilah yang menurut hemat beberapa pengamat adalah Pelanggaran terhadap Undang-Undang dan juga Etika.

Apakah ini adalah fenomena ketidakmampuan Jokowi? Saya melihatnya hanya karena faktor situasi dan kondisi saja. Sebelumnya Jokowi pernah sangat baik pada saat dicalonkan sebagai Kandidat Gubernur DKI Jakarta, di youtube, bagaimana caranya Jokowi menjadi stand up comedian. Lucu, menggelitik dan tanpa beban. Bahasa Tubuh Jokowi pada saat itu sangat baik.

Kondisi Ibu Mega yang dengan tetap duduk, dalam bahwa para profesional marketter adalah sesuatu yang bisa dianggap sombong, merasa lebih tinggi, angkuh, dan menjadi tidak menarik untuk dijadikan "barang dagangan". Adalah hal yang harus menjadi fokus kerja keras menjelaskan alasan, ketika sebuah tindakan menjadi populer yang negatif.

Atau, jangan-jangan: Sebenarnya Bu Mega, sedang memberikan dukungan kepada Prabowo, dengan mencoreng muka pasangan capres nya di muka umum atas tindakannya kepada Prabowo. Prabowo sangat diuntungkan dengan sikap megawati seperti ini. Sebagaimana, Sikapnya kepada SBY juga menjadi keuntungan buat SBY.

Dai Kondang, Aa Gym dalam sebuah pernyataannya sangat sejuk namun kemudian memiliki tendangan yang sangat keras. "Saya Mendukung Jokowi untuk tetap menjadi Gubernur DKI, agar dapat menyelesaikan amanahnya, dan Saya mendukung Prabowo untuk Menjadi Presiden". Artinya Aa Gym, mendukung kedua orang ini untuk menjadi Pemimpin Bangsa dan Negara dalam kapasitas dan kapabilitas yang berbeda.

Dengan demikian, apakah  Prabowo Pantas "dibeli",  karena Jokowi belum pantas "dijual".

Walahu Allam... Cukup sekian, dan terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun