Bullying, kalimat ini sudah tidak asing lagi di telinga kita sebagai orang awam. Makin kesini semakin banyak kasus-kasus bullying, bahkan tidak memandang umur anak-anak hingga dewasapun pernah merasakan di bully atau membully.
Akhir-akhir ini kata bercanda pun mempunyai arti yang sangat berbeda, yang kita tahu (bercanda) merupaka Dua orang atau lebih yang menikmati kata-kata yang lucu atau lelucon dan tidak merugikan satu sama lain.
Tetapi makin hari semakin banyak, orang-orang memakai kata bercanda  sebagain untuk membully orang lain. Kenapa bisa terjadi, tentu bisa karena di dunia maya maupun nyata orang-orang sebagian memakai kalimat itu untuk membully. Seperti "ko kamu gendut banget ya? Yaelah gausah marah kali ini kan cuma bercanda doang."
Bullying verbal biasa kita temui tidak hanya di tempat sekolah, tetapi di dunia maya maupun kantor saat bekerja, jadi tidak ada kemungkinan untuk orang-orang untuk menghindari dari kalimat bullying secara verbal.
Bullying verbal adalah tindakan penghinaan dan pelecehan secara verbal yang dilakukan kepada orang lain.Bullying secara verbal bisa di lakukan dengan cara individu maupun berkelompok, untuk membully seseorang.Â
Kalimat yang di lontarkan orang-orang seperti itu merupakan bullying verbal (menghina) sama halnya bersembunyi di balik kalimat bercanda padahal itu termasuk kalimat bullying terhadap seseorang, bagaimana bisa orang lain bercanda sambil membawa fisik seseorang, terlebih itu hal yang sangat sensitif bagi sebagian orang.
Padahal dia tidak tahu bagaimana persaan orang itu ketika fisik menjadi candaan, yang notabennya candaan yang seharusnya lucu dan tidak merugikan orang lain. Dampak yang akan di alami korban bullying verbal, dia akan merasa cemas, menjadi tidak percaya diri (insecure), mereka akan rentan menjadi orang yang gampang stres atau depresi karna memikirkan perkataan orang yang membullynya. Bahkan korban bullying tidak menutup kemungkinan akan melalukan percobaan bunuh diri karena beban yang ada di pikirannya setelah korban di bully secara berkepajangan.
Mental seseorang sangatlah beda, belum tentu yang di bully dan yang membully mempunyai mental healt yang sama. Bisa saja ketika yang membully berbalik menjadi yang di bully. Jadi sebaiknya jika ingin membuat lelucon harus di pikir-pikir lagi ketika ingin membicarakan kepada lawan bicara, apakah itu lucu atau malah menyakiti perasaanya dan jangan sampai malah menjadi bullying verbal (menghina).
Agar tidak terjadi pembullyan. Jangan menununjukan rasa takut atau sedih agar kita tidak di lihat lemah dengan orang-orang di sekitar kita, tumbuhkan rasa percaya diri dalam diri kita agar tidak terlihat minder (malu), memperluas pertemanan dengan banyak orang. Biasa yang kita ketahui orang yang di bully biasanya yang suka menyendiri tidak gampang berbaur dengan orang di sekitarnya.
Banyak sebagian orang yang sudah bangkit dari keterpurukkan dari pembullyan yang mereka terima, mereka bangkit dengan cara pembullyan atau bercandaan yang keterlaluan bisa menjadi motivasi bagi diri kita sendiri bagian penyemangat dari diri untuk bangkit dari keterpurukkan. Ingat, sesuatu yang jahat tidak perlu di balas dengan kejahatan lagi, melainkan membuktikan diri bahwa kita lebih baik dari pada mereka yang mem-bully.
Jika terdapat orang di sekeliling kita menjadi korban bullying, kita harus memberi bantuan dan dukungan pada korban bullying, menjadikan teman agar tidak menjadi korban bullying berkepanjangan. Memberi suport agar bangkit dan membuat ia percaya diri agar tidak di anggap lemah, buktikan bahwa dirinya tidak lemah, tidak bisa di tindas terus-terusan oleh orang lain.