Wahai kampung halaman, engkau selalu dirindukan.
Disanalah tempatku berasal
Menjalani masa kecil yang menyenangkan
Kala itu masih tanpa beban menjalani segalanya dengan rasa bahagia
Bersama keluarga tercinta.
Kini kusudah beranjak dewasa
Banyak perubahan yang terjadi disana
Yang awalnya benar benar sangat tradisional
Kini berangsur angsur mengalami kemajuan
Teringat masa dulu memotong padi masih menggunakan tenaga penuh manusia
Kini justru mesin mesin itu sudah bekerja mengambil alih semuanya
Yang dulunya beli ayam harus ke kota
Kini dipasar desa dengan mudahnya kita membeli semuanya
Arah kemajuan semakin terlihat nyata
Dengan fakta fakta yang ada
Walaupun begitu adanya engkau tetap sama saja
Yakni masih tetap menjadi tempat yang paling kucinta
Hanya ini sedikit yang bisa kutuliskan dalam lembaran surat cinta terbuka yang dimuat di media kompasiana
Dan bagiku cukup untuk mewakili ungkapan rasa dengan untaian kata kata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H