Kekompakan Uzbekistan dan Irak untuk memulangkan dua macan asia yakni Korea Selatan dan jepang di babak semifinal piala Asia U-20 lewat drama adu pinalti adalah hal yang luar biasa.
Apalagi selama ini korea Selatan dan jepang adalah kekuatan utama dari sepakbola Benua Asia.
Menariknya lagi lolosnya tuan tumah Uzbekistan dan Irak ke babak Final sekaligus menghadirkan kembali partai ulangan. Kedua tim awalnya sama sama berada di grup yang sama yakni Grup A.
Uzbekistan lolos dengan status juara grup sedangkan Irak berstatus sebagai runner up. Tersajinya partai final Uzbekistan vs Irak haruskah membuat Indonesia bangga?
Mengingat Timnas Indonesia juga berada satu grup dengan Uzbekistan dan Irak d grup A. Namun sayang kala itu Indonesia harus pulang lebih cepat dan menghuni posisi 3 klasemen akhir.
Walaupun Indonesia memiliki perolehan poin yang sama dengan Irak, namun Muhammad Ferarri cs kalah head to head dengan Irak.
Uzbekistan VS Irak di final tidak harus membuat kita bangga karna yang lolos ke final itu mereka bukan timnas Indonesia.Â
Namun dilain sisi ini sebuah kehormatan yang mengisyaratkan bahwa Indonesia berada di grup yang tangguh karna lawannya kini sama sama berada di final Piala Asia dan berjuang memperebutkan trofi juara.
Hal ini seharusnya menjadi motivasi dari anak asuh shin Tae Yong  dalam menghadapi piala dunia U-20 yang berlangsung di Indonesia Mei-Juni mendatang, agar garuda nusantara bisa tampil lebih baik lagi dan mencontoh bagaimana semangat timnas uzbekistan saat berstatus tuan rumah piala Asia U-20. Bukan justru kembali mencari cari alasan akan sebuah kegagalan.
Kalau hanya menjadikan alasan kekuatan tim lain lebih luar biasa akan sebuah kegagalan kita maka bisa dipastikan timnas Indonesia tidak akan pernah memiliki mental juara.