Mohon tunggu...
Raudhatul Ilmi
Raudhatul Ilmi Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer & Script Writer

Jangan Pernah Protes pada Proses

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Sejarah Lebih Berharga daripada Kartu Merah

5 Desember 2022   10:43 Diperbarui: 5 Desember 2022   11:09 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kartu Merah/Medcom.id

Babak 16 besar piala dunia 2022 sudah berjalan separuh pertandingan yang mana Belanda, Argentina, Prancis dan Inggris sudah memastikan langkahnya berlanjut ke 8 besar.

Akan tetapi ada satu momen unik di fase grup yang masih diingat oleh publik sepak bola. Yakni terkait kartu merah.

Kartu merah biasanya identik dengan aib dan sangat tidak diinginkan oleh para pemain sepakbola manapun.

Namun kali ini berbeda, kartu merah malah dicari karna luapan kegembiraan yang tidak bisa ditahan.

Momen ini terjadi ketika Brazil berhadapan dengan Kamerun dalam laga terakhir babak penyisihan grup G piala dunia 2022.

Pada saat itu skor kacamata masih bertahan sampai akhir waktu normal, namun hal tak terduga justru terjadi di masa injury time.

Kamerun berhasil memenangkan pertandingan berkat gol yang di cetak oleh Vincent Aboubakar. 

Sang kapten pun tak kuasa menahan diri untuk membuka kostumnya demi meluapkan kegembiraannya karna bisa membobol gawang tim peringkat 1 FIFA.

Momen ketika vincent Aboubakar dihadiahkan kartu merah/kompas.com
Momen ketika vincent Aboubakar dihadiahkan kartu merah/kompas.com
Kartu kuning yang ia terima sebelumnya pun terasa tidak penting bagi pemain berusia 30 tahun tersebut.

Hal ini mendefinisikan bahwa sejarah itu lebih berharga dibandingkan kartu merah. Karna sejarah kemenangan atas Brazil akan dikenang sepanjang masa oleh wakil benua Afrika tersebut.

Sang wasit pun sebelum memberikan kartu merah sempat mengucapkanbselamat kepada pemain yang membela klub Al Naseer tersebut.

Kemenangan ini juga mejadi kali pertama Timnas Kamerun meraihnya dari Brazil setelah sebelumnya tidak pernah menang baik dalam edisi persahabatan maupun edisi turnamen resmi.

Dan kekalahan terbesar yang dialami oleh Kamerun adalah ketika di bantai dengan skor telak 4-1 di piala dunia 2014.

Kemenanngan untuk pertama kalinya tentunya menghadirkan kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Walaupun kemenangan tersebut tidak meloloskan Kamerun ke babak 16 besar akan tetapi kemenangan tersebut seakan mampu menutup luka dan mereka pun bisa pulang dari piala dunia dengan tertawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun