Bau badan adalah masalah yang sudah mengakar lama dari masa ke masa. Masalahnya pun beragam mulai dari ketidaksadaran dalam merawat badan, makan makanan yang memicu keringat berlebih sampai dengan efek samping penggunaan obat tertentu.
Namun tak jarang kita temukan disekitar kita orang yang bau badan namun tidak sadar kalau dirinya bau badan. Bukan karna buta indra penciuman apalagi amnesia melainkan sifat apatis yang melekat pada dirinya sehingga dia menjadi tidak peduli dengan gangguan yang ia tebarkan di lingkungannya.
Berbicara akan hal ini, penulis jadi teringat akan curhatan salah seorang teman yang merasa terganggu dengan orang yang bau badan.
Awalnya dia berfikir kalau si doi mungkin hanya terlalu lelah saja di hari itu sehingga menimbulkan bau badan. Akan tetapi rupanya si dia memang bau badan setiap hari bahkan di tengah aktifitas yang tergolong tidak padat.
Dan yang  membuatnya makin jengkel adalah sikap yang ditunjukkan oleh "si bau badan" tersebut. Dengan santainya dia "menjemur" diri di kipas angin sehingga otomatis baunya itu menjadi lebih jelas tercium dan mengganggu orang-orag yang ada di lingkungan itu.
Bagaimana jika sobat kompasainer yang di posisi itu dan mencium aroma tubuh yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata? Tentunya badmood dong ya. Apakah memilih diam saja atau menegurnya?
Ternyata dilema tidak hanya dialami oleh orang yang sedang jatuh cinta tapi juga dialami oleh orang yang berada dalam posisi ini.
Harus diakui bahwa perkara bau badan adalah hal yang lumayan sensitif sehingga kita tidak bisa langsung secara blak-blakan menegur orang yang bau badan. Kecuali jika anda adalah tipe orang yang tidak memiliki rasa empati maka mengutaran kritikan secara langsung sudah menjadi bagian dari hidup anda
Menjaga perasaan menjadi keharusan, namun disisi lain anda tentunya merasa terganggu dengan bau badan yang dia tebarkan.
Nah dalam hal ini kita butuh  yang namanya pendekatan untuk menciptakan sebuah perubahan. Yang mana pendekatan itu bisa menyelamatkan semua orangÂ