Rivalitas dalam dunia sepakbola memang tidak akan pernah ada habisnya, sehingga sering kali menimbulkan tensi panas dalam permainan karna mempertaruhkan gengsi dan harga diri. Akan tetapi yang terjadi kali ini malah sedikit berbeda dari biasanya
Dan hal ini terjadi di Negeri +62 Indonesia, apalagi kalau bukan tragedi yang terjadi setelah selesainya laga yang mempertemukan dua tim Jawa Timur. Yakni ketika Arema menghadapi Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang.
Kekalahan 2-3 yang dialami oleh  tuan rumah Arema Malang dari Persebaya Surabaya sepertinya tidak diterima oleh suporter tuan rumah. Bisa dibilang penonton laga kali ini cukup bar-bar sampai mereka berbondong-bondong turun ke lapangan dan memicu kegaduhan.
Sehingga para petugas keamaan dari pihak kepolisian mencoba mengamankan dan menembakkan gas air mata. Akan tetapi pasca penembakkan gas air mata tersebut malah menimbulkan kepanikan, mereka pun mulai berlarian sehingga injak menginjak pun tak dapat dihindarkan
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya penumpukan penonton dan otomatis membuat suasana menjadi lebih sesak dan membuat  para penonton kesulitan untuk bernafasÂ
Insiden ini menimbukan 182 korban jiwa yang mana termasuk 2 diantaranya adalah dari pihak kepolisian dan ratusan korban dari suporter lainnya  dilarikan ke Rumah sakit guna menjalani perawatan lanjutan
Sungguh miris memang hal-hal demikian seharusnya tidak perlu terjadi jika setiap orang mampu mengendalikan diri, dan lebih suportif dalam memaknai kekalahan yang terjadi terhadap tim kebanggaan
Insiden tersebut menjadi aib bagi sejarah sepakbola Indonesia bahkan menjadi tragedi terburuk sepanjang sejarah sepakbola Indonesia dan lebih buruknya lagi Indonesia terancam dihukum oleh FIFA.
Apa hukumannya kira-kira? Liga Indonesia terancam dibekukan selama 8 tahun. Ini tentunya kabar yang buruk mengingat Indonesia saat ini dalam masa transisi untuk mencari potensi-potensi yang bisa dipakai serta diandalkan untuk memperkuat Tim nasional (Timnas)dalam jangka panjang
Jika hal ini sampai terjadi tentunya menjadi kerugian besar bagi Indonesia karna bakal banyak pemain pemain yang bermain di liga lokal menjadi menganggur sehingga skill yang mereka miliki menjadi tidak terasah apalagi Indonesia sedang menatap kompetisi yang padat yakni Piala AFF diakhir Desember, Piala dunia U-20, Sea Games dan AFC Cup