Jika anda adalah seorang investor yang agresif dan lebih banyak berinvestasi di Reksa Dana Saham (RDS) akan tapi merasa insecure dengan kondisi pasar saat ini, mungkin sementara waktu bisa mengalihkan alokasi dananya ke instrumen yang lebih rendah risiko. Misalnya ke instrumen RDPU
Selain itu Kamu juga bisa berinvestasi pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tetapi jangan lupa untuk memperhatikan masa penawarannya. Akan tetapi, ada beberapa ketentuan saat berinvestasi di SBSN.
Selain masa penawaran, ada juga ketentuan minimal investasi sebesar Rp 1 juta dan tenor yang harus dipatuhi sehingga uang anda itu baru bisa diambil 2-3 tahun ke depan. Namun akan lebih baik untuk mencoba instrumen investasi lainnya daripada memilih untuk tidak menabung sama sekali.
3. Menerapkan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
Strategi DCA itu artinya anda rutin menabung dengan nominal yang sama pada setiap bulannya. Saat anda memilih untuk menerapkan strategi DCA ini, maka anda akan memperoleh harga rata-rata beli di tengah kondisi naik-turunnya pergerakan reksa dana sehingga keuntungan investasi yang anda dapatkan menjadi lebih optimal.
So, bagi anda yang sudah menerapkan investasi dengan strategi DCA ini, anda tidak perlu khawatir. Apalagi investasi dengan cara strategi DCA tidak membutuhkan modal yang besar, karena yang anda butuhkan adalah konsistensi untuk investasi setiap bulannya.
4. Terus Belajar
Untuk Saat ini, mudah banget untuk mencari sumber informasi tentang investasi agar bisa dipelajari. Tidak hanya dari buku, kamu bisa membaca artikel tentang investasi di internet melalui gadget, mendengarkan podcast soal investasi, sampai join kelas investasi yang diadakan oleh lembaga terpercaya.
5. Jangan Terlalu Sering Cek Portofolio Investasi
Cara ini mungkin terdengar remeh, tapi kalau dipikir-pikir itu ada benarnya. Karna jika anda terlalu sering mengecek pergerakan reksa dana yang ada di portofolio anda, yang ada malah bisa bikim anda jadi resah, galau dan susah fokus.
Lebih baik bagi anda untuk mengecek portofolio anda secara berkala misalnya per 3 bulan atau bisa setiap 6 bulan sekali.
Sebagai gantinya, lakukan hal-hal lain yang membuat anda tetap bersemangat. Selain menambah active income agar anda bisa top up untuk investasi yang lebih banyak lagi, anda juga bisa fokus untuk melakukan hobi yang anda sukai sehingga tidak terus-terusan melihat portofolio anda.