Agama merupakan salah satu kontrol sosial yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Agama hadir untuk memberikan petunjuk, dan pengetahuan terhadap para penganutnya masing-masing tentang apa saja yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Agama menjadi sebuah fakta sosial yang hadir untuk mengatur tatanan kehidupan dalam setiap lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Dengan adanya agama tentunya kehidupan para pengikutnya akan lebih terarah.Â
Dalam kehidupan sosial kadangkala ada pelapisan-pelapisan yang terjadi, entah itu pelapisan yang dilihat dari harta kekayaan, ataupun kedudukan atau pangkat. Menurut Pitirim Sorokin ia menjelaskan stratifikasi sosial sebagai perbedaan masyarakat ke dalam lapisan atau kelas-kelas secara bertingkat dengan adanya kelas tinggi dan adanya kelas rendah. Tentunya dalam kehiudpan masyarakat stratifikasi sosial atau pelapisan dalam masyarakat bukan menjadi hal yang baru.
Membahas tentang agama dan stratifikasi sosial menimbulkan pertanyaan apakah ada keterkaitan antara agama dan stratifikasi sosial?. Pada dasarnya di dalam agama tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah, tidak ada yang lebih mulia dan lebih hina, dan tentu itu semua tidak ada dalam agama. Yang ada dan diajarkan dalam agama adalah bagaimana cara menghargai sesama dan tidak saling membedakaan.Â
Namun tidak menafikkan bahwa kadangkala stratifikasi sosial dalam agama itu ada dan terjadi, hal itu tentu bukan agama yang mengatur namun terkonstruksi oleh masyarakat dan hal itu terjadi karena adanya faktor tertentu misalnya dilihat dari pemahaman agama individu, tingkat ketaatan seseorang, orang yang memiliki pemahaman agama yang tinggi atau terkenal dengan ketaatannya kadangkala akan lebih dihargai karena biasanya dalam suatu permasalahan yang terjadi di lingkungan sosial masyarakat yang berkaitan dengan agama orang yang dikenal dengan ketaatannya akan dilibatkan entah sebagai penasehat atau penengah dalam masalah itu. Stratifikasi dalam agama juga dilihat dari posisi atau jabatannya dalam sebuah agama dan lain sebagainya. Nah faktor-faktor inilah yang menjadi penentu individu dia berada di tingkatan atau lapisan mana dalam kehidupan beragama.Â
Namun sekali lagi penulis menekankan bahwa dalam setiap agama tentunya tidak mengajarkan untuk membedakan seseorang dari kekayaan, pangkat maupun kedudukannya semuanya sama dimata sang pencipta, namun di sisi sang pencipta siapa yang paling dekat dengannya maka ia yang akan bahagia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H