Selama ribuan tahun sejarah umat manusia selalu diwarnai dengan kisah sedih dan bahagia. Kisa bahagia manakala kehidupan manusia berlangsung sejahtera aman damai sentosa, tetapi berbalaik sedih manakala terjadi tragedi kemanusiaan berupa perang yang menelan korban jiwa dan harta.
Kita berbicara pada lingkup perang modern yang berlangsung dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, di mana terdapat negara atau koalisi negara yang berperang melawan negara atau koalisi negara lainnya, terjadi selama bertahun-tahun menelan korban yang tiada berbilang jumlahnya. Sudah tentu rakyat sipil menjadi korban utama serta eksistensi negara dipertaruhkan.
Terdapat pihak yang akan selalu meraup keuntungan dengan kondisi tersebut, ya dia adalah pihak yang memberi pinjaman ekonomi kepada pemerintah untuk menjalankan perang, serta perusahaan produsen peralatan perang. Perang menjadikan kebutuhan dana menjadi meningkat sehingga pinjaman dapat dilakukan secara gila-gilaan, yang nantinya akan dikembalikan dalam jumlah yang tidak bernalar. Begitu juga dengan perusahaan produsen senjata, semakin banyak perang terjadi maka semakin banyak senjatanya yang laku dan membuatnya sangat untung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H