16 tahun silam saya pernah menyaksikan cuplikan video tentang proses aborsi yang ternyata sangat kejam. Secara teknis janin hidup yang ada di dalam rahim ibu dikeluarkan hingga tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan.
Proses aborsi dilakukan dengan berbagai tujuan, tetapi tujuan yang paling umum adalah tidak diinginkannya si jabang bayi karena kehadirannya tidak melalui proses pernikahan yang sah ataupun karena belum siap menjadi seorang ibu.
Perubahan zaman dan hubungan bebas tanpa ikatan antara laki-laki dan perempuan membuat bentuk aborsi kian gencar dijalankan baik di klinik legal maupun oleh dukun tradisional, dan dengan dua alasan yang dikemukakan sesungguhnya langkah ini benar-benar di luar nalar peri kemanusiaan.
Aborsi melibatkan alat serupa sendor eskrim yang mengeluarkan tubuh janin dari dalam perut, ada pula alat serupa tali yang menjeratnya bahkan anggota tubuhnya terputus, terakhir serpihan-serpihan itu dibersihkan menggunakan alat lain yang tentu saja pemandangan perlawanan dari janin yang diaborsi sangat menyayat siapapun penonton yang masih memiliki hati nurani.
Aborsi sesungguhnya telah banyak ditentang karena benar-benar sakit baik bagi janin, ibu, keluarga, serta masyarakat yang sangat menjunjung tinggi rasa kemanusiaan. Selayaknya praktek ini tidak dijalankan secara luas selain kepada kasus pengangkatan penyakit di dalam rahim ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H