Mohon tunggu...
La Ode Muh Rauda AU Manarfa
La Ode Muh Rauda AU Manarfa Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh, mencari sesuatu untuk dibawa pulang kembali. Selama perjalanan mengumpulkan pecahan-pecahan pengalaman yang mungkin akan berguna suatu saat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Amerika Perlu Belajar Demokrasi dan Multi Kulturalisme di Indonesia

21 Februari 2024   19:10 Diperbarui: 21 Februari 2024   19:12 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Judul ini tidak salah, negara sebesar Amerika memang perlu belajar demokrasi dan multikulturalisme di Indonesia. Demokrasi Indonesia berlangsung sangat efektif, di mana dalam pelaksanaannya benar-benar mencermintkan keragaman yang ada di Indonesia.

Kelompok yang minoritas diberikan ruang untuk hadir seperti yang ada pada dunia politik, di mana partai-partai kecil yang lolos administrasi diberikan karpet merah untuk dapat berpartisipasi dalam pemilihan umum dan mendudukan wakilnya mewakili konsitituen yang memilihnya.

Di Amerika, partai politik terpolar dalam dua partai saja yakni partai republik dan partai demokrat. Sedangkan di Indonesia polarisasi partai berlangsung dinamis kepada sekian belas partai. Memang terdapat ketentuan kepada partai yang tidak mencapai ambang batas 4% maka tidak bisa menempatkan wakilnya di senayan, tetapi masih dapat menampatkan wakilnya di kantor legislati pada skala yang berada di bawahnya. Sebuah perbedaan dalam memberikan pengakuan betapa perbedaan aspirasi dapat ditampung di Indonesia.

Ragamnya budaya bangsa justru menjadi kekayaan dalam menggerakan pembangunan menuju kepada tujuan pembentukan negara, sebuah hal yang hampir mustahil berlangsung di Amerika. Di sana masyarakat berkulit putih bahkan sejak dulu telah mendengungkan rasis seperti anti kulit hitam, dan pada masa kini telah meluas menjadi anti islam, hingga anti asia.

Kondisi-kondisi seperti demikian dapat dibayangkan tidak masuk akal apabila ada di Indonesia, karena di Indonesia tidak menganut hal-hal semacam itu, yang lebih mengedepankan tenggang rasa dan persaudaraan antara sesama pemeluk agama, etnis, suku bangsa, bahasa-bahasa, dan segala potensi keragaman yang memikat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun