Di era saat ini perkembangan teknologi kian berlangsung cepat. Jika pada masa lampau, mesin-mesin ditenagai oleh hasil pembakaran minyak bumi, maka kecenderungan pada masa sekarang ini menggunakan bahan bakar yang berasal dari gas, listrik, cahaya matahari, air, bahkan hasil fusi nuklir.
Gagasan nuklir sebagai sumber tenaga mobil tidak muncul baru-baru ini, dia sudah ada sejak setengah abad silam, di mana perusahaan mobil raksasa berbondong-bondon melakukan inovasi menciptakan desain dan teknologi mereka sendiri dengan keunggulan produk ciptaannya di mana mobil yang dihasilkan mampu melaju tanpa perlu melakukan pengisian bensin hingga bertahun-tahun lamanya.
Apabila mobil demikian benar-benar terwujud maka dapat dipastikan harga minyak bumi akan merosot jatuh dengan bebas, peminatnya kian sedikit karena mesin-mesin kendaraan tidak lagi menjadikannya sebagai sumber tenaga dan beralih ke nuklir.
Negara pemilik sumur minyak dan perusahaan pengebor minyak tentu tidak ingin bila sumber penghasilan dari minyak menjadi berkurang, olehnya menurut saya menjadi logis bila perkembangan mobil tenaga nuklir tidak mengalami perkembangan yang berarti, bila hal demikian sampai terjadi maka dapat memberi imbas yang sangat terasa bagi capital state dan capital corporate yang berkepentingan.
Hingga saat ini dunia masih berkutat kepada teknologi baterai nikel dan baterai besi sebagai sumber daya tenaga penggerak kendaraan, belum diketahui kapan akan berpindah kepada air sebagai sumber daya penggerak, maupun kembali memunculkan nuklir sebagai sumber daya penggerak potensial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H