Mohon tunggu...
La Ode Muh Rauda AU Manarfa
La Ode Muh Rauda AU Manarfa Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Seorang musafir yang sedang melakukan perjalanan jauh, mencari sesuatu untuk dibawa pulang kembali. Selama perjalanan mengumpulkan pecahan-pecahan pengalaman yang mungkin akan berguna suatu saat nanti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi Menjajal Iwan Fals sebagai Cawapres?

5 April 2014   01:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:04 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1396611235336623922

Hari Khamis kemarin malam (03 April 2014) Joko Widodo bertandang ke kediaman musisi legendaris Nusantara, Iwan Fals di kawasan Tapos Depok Jawa Barat. Walaupun kedatangannya ditepis oleh Jokowi sebagai laku silaturrahmi, namun jika mau jujur dengan rasionalitas dan kalkulasi berpikir politik tentu tidak dapat menyembunyikan tanda tanya dan mendeteksi tendensi, mengapa bersilaturrahmi ke tokoh se-kharismatik “Bang Iwan”.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, Iwan Fals bukanlah pemusik yang lahir kemarin sore dan tenar di hari ini. Ia simbol perlawanan rakyat kecil atas kerasnya kehidupan di masa lampau (orde baru) yang tidak menginginkan rakyatnya berkata lugas jujur dengan kenyataan. Musik-musik yang dinyanyikannya sebenarnya merupakan orasi ptotesnya dengan suara kebebasan yang dibelenggu oleh rezim, dan ia berani melakukan itu dengan taruhan jeruji besi dan ladenan penembak misterius (petrus), saat aktivis-aktivis penyeru demokrasi hilang diculik ia tetap tegar dengan alunan gitar dan suara harmonikanya hingga membangunkan “semut kuning reformasi” tahun 1998 yang menggulingkan kekuasaan Soeharto dari “kursi empuknya”.

Sangat mungkin Jokowi sedang menjajal Iwan Fals untuk mendampinginya kelak (jika Tuhan dan rakyat mengizinkan) sebagai Wakil Presiden, mengingat Bang Iwan juga merupakan tokoh kesayangan rakyat yang memiliki tingkat aksetabilitas dan elektabilitas yang tidak bisa dianggap remeh. Bila Jokowi dan Iwan Fals benar berpasangan, bisa jadi mereka akan mendapat dukungan besar dari masyarakat luas yang telah letih dengan opera yang dipertunjukan para politisi yang gemar mengumbar janji manis namun berkenyataan pahit. Jika Bang Iwan menjadi simbol wong cilik dalam dunia musik, maka Jokowi menjadi simbol perlawanan rakyat atas kemapanan kaum kapitalis dalam dunia politik. Mungkinkah simbol musik dan politik wong cilik ini dapatkah bersatu menjadi Dwi Tunggal di negeri ini? Kita nantikan saja perkembangan selanjutnya dari Jokowi dan Iwan Fals.



Tulisan Terkait Lainnya
Siapa Capres Boneka Sesunggunya?
Benarkah Elektabilitas Jokowi 0%?
Rahasia di balik Pro Kontra Pencalonan Jokowi Sebagai Presiden
Presiden di Mata Orang Laut
Pengalamanku Menjadi Seorang Pembunuh
Mewaspadai Konspirasi Hilangnya Pesawat Malaysia Air Lines MH 370
Ilmu Kebal
Takut Kepada Preman
Eror

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun