Mohon tunggu...
Ratu Umamah
Ratu Umamah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah mahasiswa Universitas Airlangga tahun pertana jurusan Keperawaran

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Anak Gemoy Bukan Berarti Sehat : Waspada Diabetes pada Anak dan Peran Perawat

4 Januari 2025   20:11 Diperbarui: 4 Januari 2025   20:23 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Saat ini masyarakat masih sering menganggap bahwa anak yang gemuk itu sehat, bahkan istilah “gemoy” yang berarti lucu dan imut sering kali dijadikan pujian. Namun, apakah benar bahwa anak yang tampak gemuk selalu dalam kondisi yang sehat? Data dari UNICEF (2024) justru menunjukkan sebaliknya: satu dari lima anak usia sekolah mengalami obesitas. Ini sangat mengkhawatirkan, mengingat obesitas pada anak ini dapat meningkatkan berbagai macam risiko penyakit lainnya, seperti diabetes tipe 2.

Diabetes tipe 2 pada anak kini semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya kasus obesitas. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat peningkatan kasus anak penderita diabetes meningkat sebanyak 70 kali lipat pada Januari tahun 2023. Jumlahnya mencapai 1.645 anak di Indonesia yang menderita diabetes di mana prevalensinya sebesar 2 kasus per 100.000 anak. Tentunya ini bukan angka yang kecil, mengingat penyakit ini dapat berujung pada komplikasi serius, seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, dan berbagai masalah lainnya, membuat masalah ini semakin serius untuk ditangani.Penyebabnya cukup jelas, yaitu pola makan yang tidak sehat, rendahnya aktivitas fisik, serta gaya hidup yang semakin bergantung pada teknologi digital. Di era yang serba digital, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di depan layar, baik untuk belajar maupun untuk hiburan. Akibatnya, mereka kurang bergerak dan ditambah mereka lebih banyak mengkonsumsi makanan dan minuman manis, serta makanan cepat saji. Kombinasi ini yang menjadi bom waktu bagi kesehatan anak-anak. Di sinilah peran perawat sebagai edukator sangat diperlukan. Sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, perawat memainkan peran dalam edukasi masyarakat dan pencegahan penyakit, terutama dalam kasus diabetes pada anak. Di Indonesia sendiri, masyarakatnya masih sering menganggap anak gemuk sebagai tanda “makmur” dan “sehat”. Padahal kenyataannya, obesitas pada anak justru menjadi ancaman besar bagi kesehatan mereka di masa depan.Perawat memiliki peran yang besar dalam memberikan informasi kepada orang tua tentang pentingnya pola makan seimbang, mendorong aktivitas fisik, serta membantu mendeteksi gejala diabetes. Perawat bisa memberikan bimbingan kepada orang tua tentang cara menyusun pola makan yang sehat untuk anak mereka, serta tentang bagaimana cara membaca label gizi pada makanan kemasan, sehingga orang tua bisa lebih memahami kandungan gula atau lemak pada makanan yang dikonsumsi oleh anak mereka. Perawat juga bisa mengedukasi mengenai gejala awal diabetes tipe 2 pada anak, seperti sering merasa haus, sukar merasa kenyang, pandangan kabur, mudah lelah, lemas, mulut kering, dan mudah mengalami infeksi atau luka (Widiasari et al., dalam Anggraini et al., 2023).Selain itu, perawat juga dapat bekerja sama dengan dokter, ahli gizi, dan guru untuk saling melengkapi peran mereka dan keahlian khusus yang dimiliki oleh setiap profesi. Kolaborasi ini juga memungkinkan untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan dan pencegahan penyakit. Kolaborasi ini juga diperlukan karena penyakit diabetes tipe 2 ini termasuk ke dalam penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cepat, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Peran keluarga dalam mencegah diabetes pada anak juga memegang peran penting. Semua kebiasaan, mulai dari pola makan hingga aktivitas fisik, berawal dari lingkungan rumah. Berikut ini beberapa upaya untuk mencegah penyakit diabetes, terutama pada anak usia dini:1.Menerapkan pola makan yang sehatSeseorang yang mempunyai pola makan yang buruk memiliki risiko terkena DM lebih besar daripada orang yang mempunyai pola makan yang sehat. Makanan manis juga berpengaruh besar dalam peningkatan risiko terkena DM tipe-2. Meskipun gula merupakan salah satu pemicu diabetes, bukan berarti konsumsi gula ini harus dihindari, namun hanya perlu dibatasi. Hal ini karena tubuh juga masih membutuhkan gula untuk menghasilkan energi. Agar konsumsi gula tidak berlebihan, Kementrian Kesehatan memberikan beberapa saran, seperti pada saat membeli makanan atau minuman, perhatikan label kandungan gizi yang ada di belakang kemasannya, pastikan juga makanan atau minuman yang dibeli tidak memiliki tambahan pemanis.2.Ajak anak melakukan aktivitas fisikAnak-anak perlu didorong untuk bergerak lebih aktif, misalnya dengan bermain di luar rumah atau mengikuti olahraga. Himmah, et al (2020) dalam Hidayat, et al (2022) menjelaskan bahwa terdapat penurunan signifikan pola makan dan aktivitas fisik terhadap penurunan kadar gula darah. Hal ini disebabkan karena dengan melakukan aktivitas fisik, otot akan menggunakan glukosa untuk mengisi kekurangan glukosa yang telah digunakan dalam beraktivitas. 3.Melibatkan peran keluarga dalam mencegah penyakit diabetesMelalui bimbingan perawat, keluarga dapat memahami tanda-tanda awal diabetes dan mengambil langkah cepat untuk pencegahan atau penanganan dini. Orang tua perlu menjadi panutan dalam menerapka gaya hidup sehat.Anak gemoy bukan berarti sehat. Pandangan keliru ini perlu segera diluruskan, terutama di tengah tingginya angka obesitas dan diabetes pada anak. Perawat memiliki peran penting sebagai pilar edukasi dan pencegahan dalam upaya melawan diabetes tipe 2 sejak dini. Dengan pendekatan kolaboratif antara perawat, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya, kita dapat melindungi masa depan anak-anak dari ancaman penyakit kronis ini. Saatnya bertindak, sebelum terlambat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun