Mohon tunggu...
Ratu Nayla Ramadhani
Ratu Nayla Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

πŸ‘ΈπŸ»

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dan Peluang Implementasi Kurikulum Merdeka: Mewujudkan Pendidikan Berkualitas di Indonesia

18 Desember 2024   18:43 Diperbarui: 18 Desember 2024   18:39 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, kita berada di era reformasi pendidikan di mana salah satu angan jangka panjang pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional. Setidaknya, pemerintah berlahan melaksanakan Kurikulum Merdeka yang pada prinsipnya memberikan otonomi kepada para pendidik untuk bebas mengajarkan demi tujuan yang lebih spesifik. Namun ada hal yang perlu diingat, disamping upaya tersebut juga akan ada berbagai tantangan. Di lapangan, banyak guru yang terhambat dalam penerapan kurikulum tersebut, sehingga kelas menjadi kurang efektif. Di sisi lain, permasalahan pendidikan di kawasan terpencil juga semakin menunjang kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia, mengingat sarana dan prasarana serta guru terlatih yang ada masih minim.

Namun, jelas bahwa kurikulum yang diterapkan bukanlah satusatunya ukuran sukses pendidikan bangsa ini, melainkan ketersediaan guru yang berkualitas tinggi juga sangat penting. Mengingat realitas ini, tujuan program pengentasan kemiskinan dan pelaksanaannya secara holistik akan semakin sulit dicapai, terutama dalam dimensi pendidikan. Dari konteks tersebut, strategi pengembangan pendidikan nasional harus ditransformasi dan ditingkatkan dalam hal kedalaman, inovasi, dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk sektor bisnis untuk menjadikan pendidikan lebih berguna dan setara terutama di daerah yang kurang berkembang.

Salah satu tantangan terbesar dalam penerapan Kurikulum Merdeka adalah kurangnya pemahaman dan kesiapan guru terutama dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut. Meskipun peserta didik diberi peluang lebih dalam mengambil pilihannya, masih terdapat sejumlah guru yang tidak mengetahui cara beradaptasi dengan kebijakan baru tersebut. Alhasil, pembelajaran pada kelas menjadi kurang maksimal dan tidak sesuai dengan. Maka dari itu, program-program pelatihan dan pendampingan bagi para pendidik sangatlah diperlukan. Pada konteks ini, guru harus diberi kesempatan untuk mendalami dengan baik filosofi serta langkah-langkah penggunaan Kurikulum Merdeka agar dapat mengajar dengan lebih baik dan relevan dengan harapan siswa.

Selain itu, masalah pendidikan di daerah terpencil perlu ditangani secara lebih konstruktif. Masih ada kesenjangan yang cukup besar dalam ketersediaan pendidikan berkualitas di daerah-daerah ini dalam hal infrastruktur yang dibangun, pendidik yang terlatih, dan teknologi. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan ketersediaan pendidikan berkualitas di daerah-daerah ini bisa menjadi pilihan yang layak, namun ini memerlukan investasi yang jauh lebih besar dari sektor nasional dan swasta. Pembangunan infrastruktur pendidikan yang merata seperti pembangunan gedung sekolah yang dilengkapi dengan baik dan layanan konektivitas internet yang andal sangat penting agar anak-anak dari daerah terpencil juga dapat memiliki pendidikan berkualitas baik seperti yang diterima anak-anak dari daerah metropolitan. Jika kebutuhan ini tidak terwujud, tingkatan kualitas ketidaksetaraan pendidikan yang ada di Indonesia akan terus berlanjut.

Artikel ini berupaya untuk mencoba membahas secara kritis dua sudut pandang: pertama momen tantangan dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesiapan guru dalam pengoperasian Kurikulum Merdeka, dan kedua mencoba menawarkan strategi bagi solusi yang lebih mendalam dari tantangan yang ada seperti keshabatan pendidik dan siswa dalam proses pengajaran. Implementasi dan penerapan kurikulum baru saat pasti memiliki resiko, ada seorang pendidik yang berkualitas, namun tanpa adanya pelatihan bersifat praktik lapangan, implementasi kurikulum Merdeka akan mengalami banyak kesulitan, dan pengenalan alat baru tidak dapat mempengaruhi hasilnya. Pendekatan untuk mengatasi tantangan yang ada di kelas diharapkan dapat mendorong pendidik dan siswa untuk lebih percaya diri.

Selain itu, artikel ini bertujuan untuk menyoroti masalah pendidikan di daerah terpencil yang masih sangat sering diabaikan. Karena ada ketidakseimbangan akses terhadap pendidikan berkualitas yang baik di negara ini, artikel ini berusaha untuk menyerukan lebih banyak tindakan dalam pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia. Tujuan lain dari artikel ini adalah untuk meningkatkan argumen tentang perlunya bisa membangun infrastruktur pendidikan yang lebih baik serta memanfaatkan teknologi guna mengatasi keterbatasan di daerah tertinggal. Dengan tujuan-tujuan tersebut, artikel ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam percepatan untuk tercapainya sistem pendidikan yang lebih adil dan merata di seantero Indonesia.

Pendidikan adalah salah satu hak dasar setiap anak di Indonesia terlepas dari lokasi tempat mereka tinggal dan latar belakang ekonomi mereka. Meskipun Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, masih ada area yang perlu diperbaiki, terutama dalam penerapan kurikulum Merdeka dan meratakan pendidikan di daerah tertinggal. Oleh karena itu, harus ada tindakan konkret dari semua pihak terkait, pemerintah, guru, dan masyarakat untuk mengatasi tantangan ini. Terkait dengan masalah ini, meningkatkan kualitas pendidikan guru melalui pelatihan yang kontinu dan meningkatkan dukungan terhadap infrastruktur pendidikan di daerah tertinggal menjadi sangat krusial.

Untuk tujuan tersebut, peran kita: masyarakat Indonesia di mana pun berada menjadi sangat penting untuk memperjuangkan pendidikan yang tidak hanya memiliki kualitas yang baik, tetapi juga lebih merata. Memang negara ini besar dan memiliki banyak karakteristik, oleh karena itu hal-hal pendukung lainnya juga harus dipikirkan terlebih dahulu. Kita tidak bisa memikirkan hal pokok seperti pendanaan secara parsial, kita harus berpikir secara komprehensif, dan dengan cara berpikir ini, kita harus terlibat. Oleh karena itulah pendisiplinan yang kuat tentang keterlibatan setiap komponen bangsa untuk memperjuangkan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak Indonesia sangatlah diperlukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun