Tragedi ini masih menjadi duka pada masyarakat dunia, dan masih menjadi peristiwa kelam yang pernah ada di Jepang. Â
Junko Furuta adalah siswi cantik berusia 16 tahun yang berasal dari Misato, Jepang. Junko Furuta adalah siswi dari SMA Yashio Minami, Junko Furuta sangat populer, dia terkenal sebagai siswi yang cantik, sopan, ramah, pintar, dan baik. Junko juga memiliki banyak sekali teman karena kebaikannya. Kasus ini terjadi pada tahun 1988, di Jepang.
Tragisnya, Junko adalah korban pembunuhan yang dilakukan dengan empat remaja laki -- laki. Junko mengalami penganiayaan dan pemerkosaan massal. Salah satu pelakunya adalah teman sekolahhnya bernama Hiroshi Miyano. Hiroshi Miyano terkenal sebagai anak yang nakal, tukang bully dan salah satu anggota yakuza. Miyano dan teman -- temannya juga sering melecehkan perempuan yang sedang berjalan sendirian malam -- malam di jalan.
Semua berawal dari Hiroshi Miyano yang tertarik dengan paras cantik Junko. Suatu hari, Miyano menyatakan perasaannya  kepada Junko dan Junko menolaknya dengan alasan tidak ingin berpacaran. Merasa harga dirinya diinjak -- injak, Junko pun diculik oleh Miyano dan teman -- temannya dan dibawa kerumah salah satu teman Miyano yaitu Nobuharu MInato.Â
Junko diberi tahu bahwa mereka tahu dimana Junko dan keluarganya tinggal dari ID Card yang ada di tas Junko dan jika Junko berusaha kabur dan tidak menuruti apa kata mereka, maka keluarga Junko akan dibunuh oleh para Yakuza, Junko pun menuruti perintah mereka. Junko mengaku kepada orang tua Minato bahwa Junko dan Minato adalah pasangan kekasih,. Sebenarnya, orang tua Minato sudah curiga bahwa  Junko sebenarnya diculik dan disekap, tetapi memilih untuk tutup mata karena tau bahwa teman dari anaknya yaitu Miyano adalah anggota dari Yakuza. Â
Pada tanggal 25 November 1988, neraka bagi Junko Furuta dimulai. Selama 44 hari Junko mengalami penyiksaan, penganiayaan, dan pemerkosaan. Junko diperkosa massal sebanyak 500 kali, dipukul dengan barbel besi, dibakar dibagian lengan, kaki, wajah dan perut, dipukul dan ditendang massal, bahkan alat fitalnya disobek, dimasukan barang yang seharusnya tidak dimasukan, contonya adalah kembang api, jarum, botol dan lainnya. Junko juga dibiarkan diluar saat musim dingin dalam keadaan telanjang. Â
Setelah 44 hari disiksa, pada tanggal 4 Januari 1889, Junko menghembuskan nafas terakhirnya. Pelaku memasukan jasad Junko kedalam drum yang berukuran sekitar 200 liter lalu mengisinya dengan semen basah hingga menjadi beton. Â
Para pelaku berhasil ditangkap dan di adili. Dikarenakan mereka masih dibawah umur, para perlaku diberikan hukuman yang tidak sebanding dengan apa yang mereka perbuat.
Tidak seharusnya Junko mengalami hal yang tragis seperti ini, perempuan memiliki hak untuk hidup aman dan bebas untuk berpendapat. Para pelaku harus mendapatkan hukuman yang setimpal dengan apa yang mereka perbuat. Mengapa kita harus mengasihani mereka? Apakah karena mereka dibawah umur? Mereka saja tega menyiksa dan melecehkan perempuan, tidak hanya Junko, tetapi semua perempuan yang pernah mereka lecehkan. Bagaimana sih agar tragedi tersebut tidak terulang lagi?
Edukasi pada remaja tentang pelecehan dan kekerasan sangatlah penting, sudah sepatutnya para orang tua memberikan edukasi kepada anak -- anak mereka tentang pelecehan, penganiayaan, dan kekerasan.Â
Agar tragedi tersebut tidak terulang lagi, diperlukannya edukasi kepada remaja, tentang pelecehan dan kekerasan. Perlunya edukasi untuk menghormati dan menghargai satu sama lain.Â