Dalam perjalanan panjang pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, seringkali kita cenderung memusatkan perhatian pada aspek kurikulum, metode pengajaran, dan peran guru dalam proses belajar mengajar. Namun, kita kadang-kadang melupakan sebuah elemen yang sama pentingnya: lingkungan di mana pendidikan berlangsung. Lingkungan pendidikan memiliki peran utama dalam membentuk nilai, moral, dan karakter peserta didik. Dalam konteks pendidikan Islam, lingkungan juga memainkan peran sentral dalam memahamkan ajaran agama, memupuk spiritualitas, dan mendorong kepedulian terhadap alam semesta ciptaan Allah SWT.
Konsep Lingkungan Pendidikan Islam
Secara harfiah lingkungan bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang mengitari kehidupan, baik berupa fisik seperti alam semesta dengan segala isinya, maupun berupa nonfisik seperti suasana kehidupan beragama, nilai-nilai, adat istiadat yang berlaku di masyarakat, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yang berkembang. Lingkungan itu berfungsi menunjang terjadinya proses belajar mengajar secara berkelanjutan. Jika lingkungan pendidikannya baik maka tujuan Pendidikan akan tercapai dengan baik untuk meningkatkan moralitas peserta didik.
Lingkungan pendidikan Islam yang mendukung memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk merasakan ajaran agama secara nyata. Ini mencakup segala aspek, mulai dari fasilitas fisik seperti masjid, perpustakaan, dan ruang kelas yang mempromosikan konsentrasi dan refleksi, hingga interaksi sosial yang mendalam dengan komunitas Islam yang mendukung perkembangan spiritual. Lingkungan ini juga menciptakan norma-norma etika yang mengarahkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, memupuk nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang, dan memperdalam pemahaman agama. Semua ini, pada gilirannya, membantu mencapai tujuan utama pendidikan Islam, yaitu meningkatkan moralitas dan karakter peserta didik, sehingga mereka dapat berkontribusi secara positif dalam masyarakat dan memperkuat pondasi agama mereka.
Teori-Teori yang Berhubungan dengan Lingkungan Pendidikan
Teori Nativisme: Lingkungan tidak meberi pengaruh apapun, yang memberi pengaruh adalah bawaan sejak lahir dan faktor keturunan. Maka, yang diperlukan adalah meneruskan gen-gen yang unggul.
- Teori Empirisme: Peserta didik diibaratkan kain putih, dia bia jadi hitam bila lingkungannya memberi warna hitam. Jadi bukan bawaan, melainkan karena lingkungan sekitarnya. Tentu ini berlawanan dengan teori Nativisme, dan berbeda pula dengan konsep fitrah. Karena dalam fitrah anak lahir dengan membawa nilai yang "baik", sedangkan empirisme menilai bahwa anak lahir tidak memiliki atau membawa nilai.
- Teori Naturalisme: Semua sangat bergantung dengan alam, sehingga alam akan mampu mendidik orang itu.
- Teori Konfergensi: Campuran dari teori nativisme dan empirisme. Teori ini menyatakan bahwa keduanya saling berinteraksi dan pengaruhnya bergantung pada sejauh mana individu berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan kata lain, perkembangan seseorang dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan pengalaman sepanjang hidup mereka, dan bagaimana keduanya berinteraksi dapat bervariasi tergantung pada tingkat interaksi individu dengan lingkungannya.Â
Dapat diambil kesimpulan, bahwasannya perkembangan individu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk faktor bawaan, lingkungan, dan interaksi antara keduanya. Setiap teori mencoba menjelaskan sejauh mana masing-masing faktor ini berperan dalam pembentukan individu.Â
Sekurang-kurangnya terdapat 3 lingkungan dalam pendidikan islam, yaitu terdiri dari Informal, Formal, dan Nonformal.
Lingkungan Pendidikan Keluarga (Informal)
Dalam konteks pendidikan Islam, keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama. Karena dalam keluarga dasar-dasar kepribadian anak mulai terbentuk. Baik dan buruk perilaku anak di masa-masa awal sangat ditentukan dari pola pendidikan dalam lingkungan keluarga. Peran penting pendidikan dalam lingkungan keluarga tentu berada pada orangtua. Maka menjadi kewajiban setiap orangtua untuk memberikan pendidikan yang baik kepada setiap anak-anaknya agar kelak mereka menjadi manusia berguna. Tujuan pendidikan anak dalam islam yaitu:
1. Mengenalkan anak akan perannya di antara sesama manusia dan tanggung jawab pribadinya di dalam hidup.Â
2. Mengenalkan anak-anak terhadap interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam tata kehidupan.Â
3. Mengenalkan anak tentang memahami hikmah akan terciptanya alam serta bagaimana cara memanfaatkannya.Â
4. Mengenalkan anak akan pencipta alam ini (Allah SWT) dan memerintahkan beribadah kepada-Nya .
Lingkungan Pendidikan Masyarakat (Non Formal)
Masyarakat sebagai lembaga pendidikan non formal, memiliki peran yang sangat penting dalam proses pendidikan. Masyarakat dapat mempengaruhi individu dan proses pendidikan yang ada di sekitarnya. Ibn Qayyim (dalam Hasan bin Ali Hasan Al Hijazy) mengemukakan istilah tarbiyah ijtimaiyah atau pendidikan dalam masyarakat. Tarbiyah ijtimaiyah atau pendidikan dalam masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan individu yang saling mencintai dan saling mendoakan.
Lingkungan Pendidikan Sekolah (Formal)
Sekolah/madrasah merupakan lembaga pendidikan formal yang juga menentukan membentuk kepribadian anak didik yang Islami. Bahkan sekolah bisa disebut sebagai lembaga pendidikan kedua yang berperan dalam mendidik peserta didik. Lingkungan sekolah yang positif yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama. Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak untuk kehidupan masyarakat, sekolah juga sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan pembangunan. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda. Begitu juga para pengajar berasal dari berbagai latar belakang pemikiran dan budaya serta kepribadian.Â
Dengan memahami beberapa pembahsan diatas, kita akan memahami pula mengenai betapa pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung, memotivasi, dan merangsang pemikiran kritis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang lebih besar. Mari mulai dengan merenungkan bagaimana lingkungan di sekitar kita memiliki dampak yang mendalam pada pendidikan.
Peran dan Fungsi Lingkungan dalam Pendidikan
Lingkungan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam pendidikan. Berikut adalah beberapa peran dan fungsi lingkungan dalam pendidikan:
- Memberikan pengalaman belajar yang nyata: Lingkungan memberikan pengalaman belajar yang nyata bagi siswa. Siswa dapat belajar tentang lingkungan sekitar mereka dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan tersebut.
- Memberikan sumber daya pendidikan: Lingkungan menyediakan sumber daya pendidikan yang beragam seperti buku, alat-alat laboratorium, dan fasilitas olahraga. Sumber daya ini membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
- Meningkatkan motivasi belajar: Lingkungan yang kondusif dan menarik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar jika lingkungan sekitar mereka menarik dan menyenangkan.
- Meningkatkan keterampilan sosial: Lingkungan juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan. Siswa dapat belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain dan bekerja dalam tim.
- Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan siswa: Lingkungan yang bersih dan sehat dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan siswa. Siswa akan lebih mudah berkonsentrasi dan belajar jika lingkungan sekitar mereka bersih dan sehat.
Dari paparan di atas, kita dapat melihat bahwa lingkungan memainkan peran yang sangat penting dalam pendidikan. Lingkungan memberikan pengalaman belajar yang nyata, menyediakan sumber daya pendidikan yang beragam, meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan keterampilan sosial, dan berkontribusi pada kesehatan serta kesejahteraan siswa. Oleh karena itu, penting bagi pendidik, sekolah, dan masyarakat untuk memahami betapa vitalnya menciptakan lingkungan yang mendukung, inspiratif, dan sehat bagi proses pendidikan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa pendidikan yang diberikan kepada generasi masa depan tidak hanya efektif, tetapi juga berkelanjutan, dan mampu membentuk individu yang siap menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H