Di panggung besar kehidupan, setiap insan adalah aktor yang memainkan peran masing-masing, mencari makna di antara bisik angin dan rintik hujan. Rezeki, layaknya sebuah sajak tak berujung, datang dan pergi dengan irama misteriusnya sendiri. Ada kalanya kita sebagai manusia merasa seolah-olah kita yang mengatur skenario, padahal nyatanya, kita hanya mengikuti skrip yang telah tertulis di lembaran takdir.
Kita terus berusaha, menggapai mimpi dengan tangan yang penuh harap, tanpa menyadari bahwa kadang hasil yang kita peroleh bukan sekadar buah dari usaha kita. Itu lebih dari itu: sebuah rangkaian kejadian yang dipintal dengan benang-benang takdir yang tidak selalu bisa kita pahami. Ketidakpastian ini, bukan untuk membuat kita takut, melainkan untuk mengajarkan kita tentang keindahan dalam kesabaran dan ketekunan.
Berusaha tanpa kenal lelah, itulah kewajiban kita. Namun, di balik tirai usaha, ada doa yang kita panjatkan---sebuah bisikan lembut yang kita alamatkan kepada pencipta alam semesta. Doa bukan sekadar permintaan; doa adalah pengakuan kita akan keterbatasan, adalah cara kita berdialog dengan sang waktu, dan adalah jembatan antara harapan dan kenyataan.
Doa dan usaha, dua sisi mata uang yang sama, keduanya harus berjalan beriringan dalam tarian kehidupan. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain; keduanya sama-sama esensial. Usaha tanpa doa adalah kosong, sementara doa tanpa usaha adalah mimpi di siang bolong.
Dalam kehidupan profesional maupun pribadi, saya mendapati bahwa doa diiringi usaha adalah formula yang tak tergantikan. Doa membawa ketenangan di saat kita berada pada persimpangan jalan atau menghadapi kegagalan. Doa juga mengingatkan kita untuk selalu bersyukur saat keberhasilan datang menyapa.
Namun, ada satu hal lagi yang tidak kalah penting: menghargai rezeki orang lain. Dalam persaingan yang sehat, kita tidak hanya fokus pada pertumbuhan diri sendiri tetapi juga memberi ruang bagi orang lain untuk tumbuh. Rezeki bukan hanya tentang materi, tapi juga kebahagiaan, kesehatan, dan relasi. Ketika kita mulai melihat rezeki dalam pandangan yang lebih luas, hidup ini menjadi lebih berarti.
Tidak ada formula pasti dalam urusan rezeki. Setiap orang memiliki jalannya masing-masing yang telah ditentukan. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha sebaik mungkin, berdoa sekuat hati, dan bertawakal dengan penuh kepercayaan. Dan di atas segalanya, teruslah berbuat baik, karena kebaikan adalah magnet rezeki yang paling ampuh di alam semesta ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H