Di pelataran jagat maya, satu fenomena semakin menancapkan akarnya dalam kehidupan kita sehari-hari---judi online. Tak lagi sekedar permainan sampingan, kegiatan ini telah merambah hampir semua lini kehidupan, menggoyahkan pondasi moral dan ekonomi banyak individu, khususnya generasi muda Indonesia. Hal ini cukup menggelisahkan, judi online bukan hanya sekadar kegiatan yang meresahkan tapi juga cerminan dari krisis yang lebih dalam yang dihadapi negeri ini: kesulitan mencari pekerjaan dan penghasilan.
Data terkini menunjukkan bahwa sekitar 9 juta anak muda dari generasi Z di Indonesia saat ini tidak bekerja dan tidak bersekolah. Fenomena ini menambah kegelisahan di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Lebih parah lagi, ribuan buruh pabrik, terutama di industri tekstil di Jawa, kehilangan pekerjaan mereka akibat kebangkrutan massal. Industri tekstil, yang dikenal sebagai penyumbang besar dalam penyerapan tenaga kerja, kini tinggal cerita.
Merespon kondisi yang serba kekurangan ini, banyak yang terjebak dalam lingkaran judi online sebagai jalan pintas untuk mendapatkan penghasilan cepat. Ini adalah jebakan yang manis namun pahit: judi online sangat adiktif. Mereka yang kalah menjadi penasaran, dan mereka yang menang menjadi ketagihan. Dalam beberapa kasus, ketagihan ini bisa berujung pada penghabisan seluruh harta benda, dan dalam situasi yang lebih putus asa, berujung pada jerat pinjaman online.
Namun, harus ada titik balik dalam narasi ini. Saatnya kita berubah, saatnya kita meningkatkan kompetensi untuk meraih masa depan yang lebih cerah. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah program kartu prakerja, yang telah diluncurkan oleh pemerintah sebagai inisiatif untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi generasi muda, khususnya yang tidak diajarkan di bangku kuliah.
Saya sendiri, sebagai trainer dari baca.id, telah menyaksikan bagaimana pengetahuan dan keahlian yang tepat bisa mengubah kehidupan. Melalui pelatihan copywriting, saya berbagi ilmu yang dapat membuka banyak peluang kerja yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tapi juga memperkaya kehidupan sosial dan profesional para peserta.
Program kartu prakerja bukan hanya tentang pelatihan semata, tetapi juga tentang membangun kepercayaan diri dan memberikan harapan. Dengan kebijakan yang berkelanjutan, saya berharap program ini akan terus berjalan setidaknya hingga tahun 2025, untuk menggapai cita-cita generasi emas Indonesia.
Dalam pergulatan antara tantangan dan harapan, judi online mungkin tampak sebagai solusi seketika. Namun, dengan memperkuat fondasi pendidikan dan keahlian, kita dapat membangun masa depan yang lebih stabil dan sejahtera. Mari kita lepaskan diri dari belenggu judi online dan bergerak menuju kehidupan yang lebih produktif dan bermakna.
Di tengah narasi kelam tentang judi online, ada cahaya harapan yang berasal dari pengalaman pribadi saya dalam mengajar copywriting melalui program kartu prakerja. Banyak peserta yang awalnya merasa terjebak dalam ketidakpastian ekonomi dan kurangnya peluang kerja, merasa terbantu secara signifikan setelah mengikuti pelatihan ini.