Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Generasi Layar Sentuh, antara Koneksi dan Diskoneksi Sosial

28 Mei 2024   09:51 Diperbarui: 6 Juni 2024   09:20 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: asyik bermain gadget. (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com) 

Kita hidup di era digital, di mana teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. 

Anak-anak, bahkan yang masih balita, sudah akrab dengan gawai dan internet. Mereka bermain game, menonton video, atau berselancar di media sosial dengan lincahnya. 

Namun, di balik kemudahan dan kesenangan yang ditawarkan teknologi, ada kekhawatiran yang semakin menguat: Apakah anak-anak kita, yang tumbuh besar dengan gadget di tangan, akan menjadi generasi yang terasing secara sosial?

Gadget memang memiliki banyak manfaat. Mereka bisa menjadi sumber informasi, sarana hiburan, dan alat bantu belajar yang efektif. Namun, seperti halnya segala sesuatu di dunia ini, penggunaan gadget yang berlebihan juga memiliki dampak negatif.

Salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan adalah kecanduan. Anak-anak yang kecanduan gadget cenderung lebih suka menyendiri, kurang berinteraksi dengan orang lain, dan kehilangan minat pada aktivitas di dunia nyata. 

Mereka lebih asyik dengan dunia virtual yang penuh warna dan keseruan, sehingga lupa bagaimana cara bersosialisasi dengan teman sebaya.

Kecanduan gadget juga dapat mengganggu perkembangan kognitif dan emosional anak. Mereka menjadi kurang fokus, sulit berkonsentrasi, dan mudah marah. Hal ini tentu saja akan berdampak pada prestasi akademik dan hubungan sosial mereka.

Jika kecanduan gadget dibiarkan berlarut-larut, dampaknya bisa sangat serius. Anak-anak yang tumbuh besar dengan ketergantungan pada gadget bisa menjadi orang dewasa yang kurang percaya diri, sulit beradaptasi, dan bahkan cenderung anti-sosial. 

Mereka kesulitan menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, baik dalam pertemanan, pekerjaan, maupun asmara.

Kreativitas mereka pun bisa terhambat. Gadget memang menawarkan banyak konten kreatif, tetapi kebanyakan bersifat pasif. Anak-anak hanya menjadi konsumen, bukan kreator. Mereka kurang terbiasa berpikir kritis, memecahkan masalah, atau menghasilkan ide-ide baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun