Di era digital yang serba canggih ini, banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah cara mereka mengakses informasi dan hiburan.Â
Toko buku Gunung Agung, yang pernah menjadi salah satu toko buku terbesar di Indonesia, kini harus menutup usahanya karena tidak mampu mengikuti perubahan gaya hidup masyarakat.Â
Berbagai faktor menyebabkan kebangkrutan toko buku ini, mulai dari perubahan kebutuhan konsumen hingga persaingan dengan platform digital.Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu penyebab utama kebangkrutan toko buku Gunung Agung.Â
Masyarakat kini tidak hanya membutuhkan produk utama, tetapi juga cara yang menarik untuk mendapatkan perhatian mereka hingga mencapai tahap closing.
Dalam konteks toko buku, hal ini berarti bahwa mereka harus mampu menawarkan buku dengan cara yang lebih menarik dan inovatif, serta menyediakan layanan tambahan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Salah satu perubahan yang sangat signifikan adalah masyarakat kini lebih gemar menonton video daripada membaca buku. Fenomena ini tentu saja sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjungi toko buku.Â
Dengan adanya platform digital yang menyediakan berbagai macam konten video, baik berupa film, serial, maupun video pendek, masyarakat lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka menonton daripada membaca buku.
Selain itu, kemudahan akses informasi melalui internet juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sepinya toko buku.Â
Masyarakat kini lebih mudah untuk mencari informasi yang mereka butuhkan melalui mesin pencari, sehingga kebutuhan akan buku sebagai sumber informasi semakin berkurang.Â