Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Masa Depan Keamanan Data: Tantangan bagi Seluruh Stakeholder

18 Mei 2023   03:11 Diperbarui: 18 Mei 2023   03:55 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus peretasan yang melibatkan Bank Syariah Indonesia (BSI) baru-baru ini telah menggemparkan masyarakat Indonesia. Data pribadi dari 15 juta nasabah, informasi karyawan, dan bahkan data internal bank tersebut tersebar di situs Dark Web. Negosiasi antara pihak BSI dan peretas yang dikenal dengan nama LockBit berakhir tanpa hasil, dan akibatnya, data yang dicuri secara ilegal telah dipublikasikan.

Kepercayaan dan Privasi

Situasi ini menimbulkan keprihatinan serius terkait keamanan data di era digital. BSI merupakan salah satu lembaga keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah, yang mencakup kepercayaan dan privasi nasabah. Namun, peretasan ini mengungkapkan bahwa bahkan lembaga keuangan yang telah berinvestasi dalam sistem keamanan yang kuat tidak kebal terhadap serangan siber.

Selama beberapa tahun terakhir, serangan siber telah meningkat baik dalam jumlah maupun kecerdasan. Peretasan semacam itu telah menyebabkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan dan individu, mencakup pencurian data pribadi, penipuan, dan ancaman terhadap privasi. Kasus BSI ini menjadi bukti nyata bahwa upaya meningkatkan keamanan data masih menjadi pekerjaan yang belum selesai.

Salah satu aspek menarik dalam kasus ini adalah keberadaan folder "Film" di dalam server BSI yang menimbulkan tanya-tanya dari para pengamat dan pengguna media sosial. Beberapa warganet menaruh perhatian pada folder ini dan mempertanyakan apakah folder tersebut berisi film bajakan yang diunduh oleh karyawan BSI. Sementara sebagian lainnya berspekulasi bahwa folder tersebut mungkin berasal dari PC karyawan, bukan dari server.

Namun, dalam konteks kejadian ini, perhatian terhadap folder "Film" seharusnya tidak menjadi fokus utama. Yang lebih penting adalah bagaimana serangan siber ini dapat terjadi dan apa yang dapat dilakukan oleh pihak terkait untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Pertama, penting untuk mengakui bahwa keamanan data adalah tanggung jawab bersama antara perusahaan dan nasabah. Meskipun perusahaan keuangan bertanggung jawab untuk melindungi data nasabah, nasabah juga harus meningkatkan kesadaran mereka tentang praktik keamanan digital dan menghindari tindakan yang dapat memperlemah sistem keamanan.

Selanjutnya, pihak perusahaan harus terus meningkatkan sistem keamanan mereka untuk mengantisipasi serangan yang lebih canggih. Investasi dalam teknologi keamanan yang kuat, seperti sistem deteksi intrusi, enkripsi data, dan pemantauan jaringan yang efektif, menjadi sangat penting. Selain itu, audit keamanan berkala dan pelatihan yang tepat kepada karyawan tentang tindakan pencegahan serangan siber juga merupakan langkah yang perlu diambil.

Selain itu, kerjasama antara lembaga keuangan, pemerintah, dan instansi keamanan siber juga menjadi kunci dalam menghadapi ancaman serangan siber. Pertukaran informasi tentang ancaman yang baru muncul, pembaruan keamanan, dan praktik terbaik dapat membantu semua pihak terlibat untuk meningkatkan pertahanan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun