Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dolar di Angka 14 Ribu, Ekonomi Aman atau Morat-marit?

25 Mei 2018   20:50 Diperbarui: 25 Mei 2018   21:01 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ; https://katadata.co.id

 

Setelah saling serang melalui tagar ganti presiden 2019, Kini mulai saling serang melalui lagu dan lirik. Masing-masing pihak mengurai dengan  tafsirannya. Bahkan kini berembus nada pesimis bahwa perekonomian Indonesia semakin merosot lantaran terus ditekan dolar di level Rp14.000. 

Harga terus bergerak naik. Daya beli masyarakat menurun. Belum lagi kenaikan harga bahan bakar yang sering terjadi dalam satu tahun. Keluhan terdengar di mana mana.

Masyarakat hanya bisa pasrah atas kebijakan pemerintah tersebut sambil berharap akan ada perubahan yang lebih baik. Dari lingkungan istana, menilai bahwa ekonomi Indonesia masih jauh dari krisis. Staf Khusus Presiden Ahmad Erani Yustika menegaskan perekonomian Indonesia masih dalam koridor yang baik. Dia juga menegaskan ekonomi Indonesia masih jauh dari kata krisis.

Daya beli dan daya ekonomi masyarakat masih stabil. "Bisa dicek," kata Ahmad Erani, "dengan segala macam pembangunan ranking index infrastruktur kita naik luar biasa," selanjutnya menurut Ahmad Erani ia pun berujar. "Sekarang komitmen perintah adalah menurunkan jurang antara si kaya dan si miskin." Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan jurang kaya-miskin tersebut dengan melakukan pembangunan ekonomi dari wilayah pinggiran.

Dia menyodorkan data, dana desa yang telah dikucurkan mencapai Rp187 triliun. Pemerintah juga menyiapkan bantuan bagi masyarakat miskin melalui beberapa program kartu Indonesia. Fokus lainnya adalah pemerintah menyiapkan instrument untuk mengendalikan harga-harga pangan dengan cepat.

Caranya dengan menyiapkan sistem agar bisa memantau ketersediaan pasokan. Terbukti, dengan upaya tersebut, inflasi Indonesia masih bisa terjaga di bawah 4%. Menurut staf khusus ini, strategi itu cukup berhasil menjaga momentum pertumbuhan  konomi Indonesia lantaran  ekonomi Indonesia masih tumbuh dengan rata-rata 5%.

Sedangkan urusan melemahnya nilai tukar rupiah, negara lain malah jauh lebih parah. Rupiah disebut masih level yang wajar. Toh, kurs mata  uang negala lain juga banyak yang tergerus.

Itu suara dari pihak pemerintah. Suara dari pengamat pemerintahan lain lagi. Melemahnya nilai tukar rupiah dipandang sebagai kesalahan tatakelola pemerintahan. Berarti ada yang tidak stabil di dalam negeri itu. Terutama sektor ekonomi. Sebab, salah satu penyebab tertekannya nilai mata uang suatu negara adalah ketidakstabilan ekonomi di negara itu.

Hal tersebut disebabkan ketidaktegasan dan ketidakkonsistenan pengendali kekuasaan di negara tersebut. Kenyataan harga di pasar tidak stabil, daya beli masyarakat kian tertekan, dan negara terbelit utang. Kalau pihak pemerintah mengatakan ekonomi masih baik- baik saja mungkin ada benarnya tapi untuk saat ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun