Bermula dari percakapan group whatsap sesama alumni group s2 banyak teman-teman mengutarakan ia masih kesulitan dapat pekerjaan yang layak. Rata-rata masih menjadi asdos atau dosen LB di perguruan tinggi dengan gaji kisaran 500rb / semester atau sekitar 100 rb.bulan.
Absurdnya lulusan s2 ternyata jauh ekspektasi dan kondisi yang ada. Lulusan seakan jadi lulusan tanggung sebab jika ingin berkerja di perusahaan ia terkesan overqualified. Rata-rata perusahaan malah mencari lulusan d3 dan sarjana s1 terlebih lagi itu lulusan fresh graduated. Kata mereka lebih mudah diarahkan dan bisa menerima gaji sekecil apapun asal kerja dan tidak menuntut banyak.
Mungkin di mindset dan pemikiran kebanyakan lulusan s2 kok bisa begini ya..? Bukannya sudah keluar banyak uang untuk biaya pendidikan. Untuk melanjutkan kuliah terutama di perguruan tinggi bonafide tentu tak murah. Kisaran biaya per semester yang harus dibayar berkisar 9-12 juta per semester. Terkadang bisa habis selama 2 tahun kuliah berkisar 50an juta lebih.
Sudah capek-capek kuliah kok susah nyari kerja. Apalagi yang mau gaji dengan harga yang pantas. Sesuai dengan ijazah lulusan s2 atau s3 sangat jarang. Â Mereka malah di gaji di kisaran yang sangat memprihatinkan untuk sebuah profesi dosen LB. Kata mereka pun penuh dengan semangat idealis. Daripada nganggur dan ilmu tak terpakai mending begini deh..sambil berharap ada perbaikan nasib mereka.
Buat dosen yang sudah sukses menjadi dosen tetap pun. Belum bisa tidur nyenyak, sebab jika tidak meningkatkan kompetensinya untuk lanjut sekolah s3 bisa-bisa anda stagnan saja di tempat. Banyak dosen pun mulai mengeluhkan hal ini sebab gaji mereka tidak sanggup untuk membiayai kuliah lanjutan. Ada biaya tinggi sekitar 10-15 juta per semesternya.
Aturan untuk bisa mencapai s3 dan menadapatkan beasiswa s3 on Going  juga menjadi harga mati., kok bisa begitu? Karena aturan pemerintah yg bikin begitu, syarat mendapatkan hibah penelitian harus S3, syarat naik pangkat harus S3, dan lain2nya. Gimana dosen mau meneliti kalo dana penelitiannya sulit begini, belum persaingannya harus ketat, belum harus publikasi internasional scopus yg bikin pusing, belum syarat naik pangkat yg kompleksnya minta ampun...
Jika dulu 5 atau 10 tahun lalu S2 adalah pilihan terbaik untuk melanjutkan pendidikan dengan harapan bisa mendapat pekerjaan yang layak dan menjanjikan bagi masa depan seperti dosen, konsultan, maupun tenaga ahli. Kini mimpi ideal itu perlu direvisi sesuai tuntutan zaman now. Agar makin kreatif dan banyak berdoa semoga rezeki aman lancer dan tidak seret.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H