Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cewek Gak Boleh Lebih Pintar dan Sukses dari Cowok

17 Desember 2017   21:37 Diperbarui: 6 Desember 2023   09:05 1935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kebutuhan untuk mencari pasangan hidup tidak harus dengan menurunkan kualitas hidup dan pendidikan seorang perempuan.   Adat yang berkembang di  Indonesia,seperti  perempuan yang tidak berhasil gagal menikah karena tidak ada yang tertarik atau malah mundur duluan sebelum ketemu sang wanita berpendidikan tinggi bisa menjadi bahan gunjingan di masyarakat.

 Tentunya  mencari calon suami atau pendamping hidup tidak seharusnya  menghambat  semangat kaum wanita untuk berpendidikan tinggi. Sebab opini yang berkembang di masyarakat bahwa perempuan yang berpendidikan tinggi akan sulit mendapatkan pria karena para pria  Sebab sang pria akan minder dan akan takut pada mereka.

Pada intinya adalah dengan pendidikan yang baik wanita  Namun, tidak semua pria seperti ini  Banyak pria berkualitas yang percaya diri dan tidak terintimidasi mendapatkan pasangan perempuanan dengan pendidikan tinggi Dan dakkah kalau kamu perempuan yang smart kamu berhak mendapatkan pria yang berkual tas juga?

Jadi, apakah cewek pintar dihindari cowok? Benar! Yaitu cowok cowok bodoh, nggak bemutu, dan minderan.  Tidak akan mau juga sama cowok seperti itu. kalau mereka menghindar, supaya tidak membuang-buang waktu para perempuan berkualitas.

Argumen lain kenapa justru perempuan harus  bersekolah tinggi walaupun banyak pria yang mungkin segan dengan perempuan seperti ini, karena perempuan Indonesia bisa meningkatkan kualitas pria Indonesia! Jika sernua perempuan  Indonesia takut tidak mendapatkan suami kemudian mengalah sekolah sekadamya untuk memuaskan ego pria, bagaimana pria Indonesia bisa mendapatkan motivasi untuk meningkatkan kualitas mereka sendiri? Seolah pria Indonesia bisa berpikir

seperti ini. Ah, ngapain saya sekolah yang benar dan jadi pintar toh, perempuan-perempuannya juga bodoh dan mereka pasrah demi mendapatkan saya Pembaca bisa melihat betapa isu perempuan Indonesia yang takut bersekolah tinggi karena akut tidak dapat suami adalah isu yang serius secara tidak langsung, perempuan Indonesia bisa menurunkan atau minimal menghambat kualitas manusia Indonesia yang lebih baik.

Saya perlu di seleksi terlebih dahulu: Pria macam mana dulu? Sudah wajar jika pria yang biasa-biasa saja dan tidak berprestasi merasa segan dengan Perempuan yang lebih cerdas dan mandiri.

Setidaknya wanita yang sukses bisa menentukan skala prioritas, sehingga dapat membagi perannya sebagai istri, ibu, maupun dengan pekerjaannya. Wanita berpendidikan tinggi juga dapat  membuat para laki-laki yakin bahwa anak mereka kelak akan dididik oleh ibu yang cerdas.

Sebagai wanita yang cerdas dan sukses tentunya juga membuat para pria termotivasi untuk menjadi lebih baik karena pada dasarnya laki-laki suka dengan persaingan.

Setidaknya janganlah takut  kalau perempuan itu lebih besar penghasilannya dan mengalahkan lelaki karena seharusnya kita  yakin rejeki sudah ada  Allah SWT yang mengaturnya  sehingga tidak mungkin akan tertukar.

Sebagai seorang lelaki saya kira bukan ketakutan jika wanita lebih cerdas dan sukses namun tentunya ada rasa gensi dan kurang percaya diri yang menyerang di hati para lelaki. Apalagi secara patriarki budaya seorang lelakilah yang harusnya bertanggung jawab menafkahi keluarga bukan seorang wanita yang harus kerja keras untuk semuanya.  Namun setidaknya memacu kita untuk lebih berpacu meningkatkan penghasilan dan manfaatkan waktu seproduktif mungkin setidaknya mari kita sebagai lelaki bekerja lebih keras untuk bisa menjadi sebanding atau lebih dari pasangan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun