Hati dan pikiran terkadang tak bisa berbohong. Hati yang lagi kusut dan banyak masalah akan tampak di raut wajah dan tingkah laku serta gerak tubuh. Seorang yang lagi patah hati misalnya terkadang tampak bawaannya sedih saja orang-orang di sekitarnya bisa menebak ada masalah di dalam dada dan pikirannya sehingga sikap dan tingkah lakunya tidak seperti biasa.
Sebenarnya hal ini bisa Anda akali dengan berpura-pura bahagia. Tindakan spekulasi yang berakibat positif bagi diri dan orang sekitar. Senyum membuat Anda akan merasa lebih bahagia tetapi juga semua aspek perilaku, termasuk cara bergerak dan berbicara akan mempengaruhi perasaan Anda.
Penelitian menunjukkan bahwa sama halnya dengan ekspresi wajah ,serta gaya bagaimana anda berjalan. Contohnya jika Anda berjalan dengan mengambil langkah panjang, berjalan dengan mantap dan membiarkan lengan terayun dengan ke depan dan belakang. Hati yang tadinya galau dan gundah gulana dapat memberikan efek bahagia. Penelitian ini menganggap seseorang dengan berjalan orang yang lagi bahagia.
Anda belum yakin? Berjalanlah beberapa langkah seakan-akan anda terburu-buru yang u dan berpikirlah mengenai sesuatu yang tidak disenangi . Rasakanlah emosi negatif yang anda pancarkan. Apabila cukup peka cara berjalan yang kualitasnya jelek akan cenderung membuat kita mudah merasakan emosi negatif. Sebaliknya berjalan dengan sikap optimis cenderung akan mengurangi dampak emosi negatif secara jelas.
Bahkan psikolog dari Florida Atlantic University, Sara Snodgrass, menyatakan mengubah cara berjalan akan memengaruhi perasaan mereka. Dengan mengambil langkah panjang dan mantap serta lengan terayun secara signifikan setelah diteliti mereka merasa lebih bahagia. Daripada seseorang yang berjalan dengan menyeret langkah kaki mereka.
Tingkah pola kita dalam berinteraksi juga sangat menentukan. Biarlah hati Anda misalnya lagi terluka, tetapi tetap anda harus tetap professional dalam bekerja bukan? Cara berjabat tangan Anda dengan seorang customer, misalnya, atau klien Anda, menentukan karakter Anda terhadap mereka.
Berjabat tangan memang hal sepele kedengaran, tetapi berdasarkan penelitian setelah dibandingkan mereka yang berjabat tangan dengan kaku dan mereka yang berjabat tangan dengan halus. Hasilnya cukup mengagumkan mereka yang berjabat tangan dengan halus merasa bahagia dengan partner mereka sebaliknya mereka yang berjabat tangan secara kaku dan secara psikisi sikap mereka akan tertular pada klien Anda.
Intinya membuat Anda tetap dalam tingkah laku positif di tengah badai masalah menghantam. Dan Anda berbicara dengan suasana hati yang nyaman dan menyenangkan akan mampu mempengaruhi emosi Anda dan juga orang-orang di sekeliling Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H