Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Banding bandingkan anak Pengaruhi mental

31 Agustus 2017   04:48 Diperbarui: 31 Agustus 2017   09:33 1860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membandingkan anak dengan anak lain dari diri kita atau orang lain adalah sebuah pekerjaan yang mubasir belaka. Banyak orang tua seringkali tanpa sadar sering melakukan hal ini dengan harapan agar anak nya menjadi lebih baik dan bisa lebih jago dari di bandingkan anak lainnya. Sebenarnya hal ini bukan demi kepentingan anak namun hanya untuk kepentingan kita sebagai orang tua agar gengsinya tidak terkalahkan.

Apabila hal ini terus menerus dilakukan pada akibatnya orang tua sedang menumbuhkan di hati anak mental bersaing, bukan mental berjuang. Mental bersaing membuat tumbuh kembang anak menjadi pribadi dengki, iri, apabila kesukesan yang diperoleh tersaingi. Anak akan mengukur dirinya untuk maju berdasarkan orang lain sudah sampai dimana kemajuan yang ia peroleh berdasarkan patokan temannya. Bukan karena sebuah kebutuhan bahwa dia memang perlu berkarya dalam hidup.

Resiko seperti ini anak akan hanya tergerak saat ada saingan. Nah saat tidak ada saingan maka dia akan berpotensi tidak ingin maju atau berkarya lagi. Seharusnya yang ditumbuhkan pada anak adalah mental berjuang. Apabila hal ini dilakukan maka ada saingan atau tidak anak akan terus bergerak. Itu karena kebutuhan anak bukan lagi untuk mengalahkan orang lain, tetapi untuk lebih baik dari dirinya sendiri yang sebelumnya.

Sebenarnya membandingkan anak sah sah saja. Asalkan membandingkan anak dengan dirinya sendiri taatkala dia melakukan sesuatu yang baik , misalnya ade ingat tidak waktu habis bangun tidur ade langsung membereskan tempat tidur dan membantu mama menyiapkan sarapan. Bila hal ini kita lakukan yang akan tumbuh adalah kesanggupan untuk lebih baik dari hari kemarin.

Kadangkala, orangtua membandingkan anak dengan anak lain bertujuan karena ingin anaknya melakukan sesuatu yang lebih baik. Sebenarnya jika hal ini yang ingin dilakukan ,orang tua tidak perlu repot tepot. Apalagi membandingkan supaya tergerak untuk melakukan apa yang kita mau.

Bagusnya adalah bagaimana membuat anak terpikat untuk melakukan apa yang kita mau atau membuat ia merasa butuh untuk melakukan sesuatu yang kita mau.

Sebenarnya jika ingin membuat anak terpikat lebih bijak kita mengiklankan benefit melakukan hal hal yang kita maksud. Beriklan ke anak bukan memberikan nasihat , namun seperti yang anda lihat di TV. Suatu contoh jika anda menyaksikan iklan di TV bagaiman bentuknya apakah menyuruh dan memaksa anda memakai produk kosmetiknya? Atau produk makanan apakah memaksa kita membeli makanan tersebut?

Saya rasa tidak sebab iklan dikemas dengan memperlihatkan seseorang menikmati makanan tersebut disertai kata kata "Maknyos" hmm...siapa yang tidak tergerak atau ngiler ingin membelinya.

Nah bagaimana jika hal ini kita terapkan? Untuk membuat anak terpikat. Jawabannya adalah kita perlu menjadi bintang iklannya dengan member teladan . Jadi lakukan dulu apa yang kita harap anak akan lakukan. Kita pun akan menikmati kegembiraan ketika anak melakukan hal tersebut dan terpikat melakukannya terus menerus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun