Penulis yang menghadiri langsung talkshow ekonomi syariah  di mall Pipo Makassar  Minggu 27 Agustus 2017,  merasa takjub dengan perkembangan pesantren As'adiyah Sengkang Sulawesi Selatan. Pondok pesantren yang selama ini kita kenal dengan kerjaannya hanya shalat, dan mengaji serta membaca kitab kuning. Namun kini berkembang sebagai pilar utama ekonomi Syariah di Sulsel ,dan kawasan timur Indonesia.
Bagaimana tidak terkadang pimpinan pondok pesantren (Ponpes) hanya berfokus satu bidang  yakni bidang pendidikan atau pengajaran  hal lain seperti pemberdayaan ekonomi keummatan sebagai keberlangsungan ponpes kerap kali dipandang sebelah mata. Para pengurus lebih mengandalkan iuran dari masyarakat dan bantuan pemerintah.
Padahal dalam upaya  pengembangan  ekonomi ponpes sebenarnya poetensi  yang bisa digunakan yaitu melalui pembentukan atau pengoptimalan peran baitul mal atau koperasi pesantren, yang pada akhirnya bisa menjadi penopang pendanaan untuk kelangsungan ponpes dalam menjalankan misi mulianya.
Pondok pesantren (Ponpes ) As'adiyah Sengkang membuktikan hal ini. Dalam presentasi nya kepada dewan juri dalam ajang Indonesia Shari'a Economy Festival. Para pimpinan ponpes berhasil mengelola asset mencapai Rp.561 Milyar dan dikelola secara professional melalui 15 unit usaha.
Selain asset yang dikelolal mencapai ratusan milyar Ponpes juga mempunyai kebun sawit seluas 100 hektare. Pengelolaan yang dikelola dengan bagi hasil sesuai akad dengan pihak kedua. Hasil dari bisnis ini pesantren mendapatkan keuntungan Rp. 1,3 Milyar per bulan. Tentu saja hasil ini lebih dari cukup sebagai dana operasional pesantren.
Masih belum cukup dengan kegiatan perekonomiannya, ternyata Ponpes As'adiyah juga bergerak di sector property tercatat 3000 kavling dan 82 unit rumah telah terjual dan lokasinya tersebar di berbagai kabupaten di Sulsel yakni, Wajo, Bone, dan beberapa cabang As'adiyah di sulsel
Tuntutan zaman memang tidak mudah  apalagi mengembangkan ekonomi hanya sendiri makadiperlukan kolaborasi bersama Interaksi dan kolaborasi ekonomi ini bertujuan untuk memberikan akses ekonomi yang terbuka dan tepat sasaran. Maka pihak pesantren melalui BMT As'adiyah bersinergi dengan perbankan syariah untuk mengelola asset Rp. 31 Milyar.
Bisa dibayangkan potensi ekonomi ini tidak hanya umat islam  Indonesia yang menikmatinya, namun juga seluruh lapisan masyarakat Indonesia.  Sebab pada hakikatnya adalah "Ekonomi dan keuangan syariah bukanlah merupakan suatu konsep yang eksklusif yang hanya ditujukan untuk umat Islam, namun merupakan suatu konsep yang inklusif yang secara aktif melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam pergerakan roda perekonomian.
Berbagai program edukasi dan sosialisasi ini merupakan salah satu wujud upaya nyata dalam mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dan meningkatkan perannya dalam mendorong dan mendukung pertumbuhan dan ketahanan perekonomian daerah maupun nasional
"Berdasarkan pencapaian ponpes As'adiyah saat ini, menurut hemat penulis masyarakat tidak perlu ada yang khawatir apalagi  (phobia) kepada ekonomi syariah, karena sangat jelas manfaat ekonomi syariah tidak hanya dinikmati oleh umat islam , melainkan dengan sinergitas bersama  akan dinikmati oleh semua komponen rakyat di Indonesia.Â