Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pembodohan Jika Mengikuti Passion

20 September 2016   14:20 Diperbarui: 20 September 2016   17:38 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.theodysseyonline.com

Sudah banyak motivator mengatakan jika bekerja maka ikutilah passion anda maka otomatis uang yang akan datang kepada anda. Atau terkadang seringkali kita mendengar jadikan hobi anda sebuah profesi maka anda tak perlu bekerja selamanya karena apa yang anda kerjakan seperti liburan saja.

Jika anda tak berhati-hati dengan kutipan motivator ini bukan saja anda bisa kehilangan karir dan profesi hidup anda selama ini karena tidak sesuai dengan passion anda, melainkan juga anda kehilangan mata pencarian selama ini yang menopang hidup anda. Boleh percaya boleh tidak. Simak pemaparan berikut.

Terkadang bahkan seringkali kita merasa bosan dengan pekerjaan dan karir yang kita lakukan saat ini. Dan saya rasa hal itu wajar-wajar saja sebab hidup tak selamanya bergelimang pelangi. Mendung dan awan hitam adalah variasi dan bunga yang membuat hidup kita menjadi lengkap. Keadaan itu akan memaksa kita berupaya dengan segenap potensi diri, menemukan kemuliaan dalam diri dan disegarkan kembali.

Hal yang perlu diperhatikan adalah jika kita tidak mempertimbangkan kembali segala resiko dan memutuskan resign dari pekerjaan saat ini. Sebab Wrzesniwski dalam makalah researchnya yang panggilan hidup. Pekerjaan adalah jalan untuk membayar tagihan, karir adalah jalan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan panggilan hidup adalah pekerjaan yang penting bagi hidup kita sekaligus bagian dari identitas vital kita.

Tahun 2002 Vallerand mengadakan research yang memberikan kuesioner kepada para mahasiswa nya dengan topik passion dan pekerjaan mereka,  Nyatanya kurang dari 4 persen dari passion yang teridentifikasi dengan pekerjaan atau pendidikan, sisanya 96 persen menggambarkan minat berdasarkan hobi, seperti olahraga dan seni.

Luangkan waktu kita untuk menyadari hasil ini, sebab hasil ini menjadi pukulan telak bagi para motivator dengan propaganda passion itu sendiri. Bagaimana kita bisa mengikuti passion jika kita tidak memiliki passion dengan yang relevan untuk diikuti, apalagi sesuai dengan bidang kerja kita.

Satu hal lagi yang perlu disadari dari hasil penelitian Wrzesniewski yang bisa jadi pukulan telak bagi penganut paham passion. Bahwa sesungguhnya seorang pegawai yang paling bahagia adalah bukanlah yang mengikuti passion dalam suatu jabatan karir melainkan mereka yang akhirnya menguasai bidang pekerjaan mereka.

Hal ini dapat dimaklumi dan cukup masuk akal sebab kita memiliki waktu untuk menjadi lebih mahir dalam suatu bidang. Jika sudah lebih berpengalaman apa yang kita lakukan selama bertahun tahun. Pengalaman itu juga memberikan kita waktu untuk mengembangkan relasi yang kuat dengan rekan kerja dan menyaksikan kinerja kita menjadi teladan  bagi yang lain.

Intinya adalah faktor penentu terkuat dari alasan seseorang memandang pekerjaannya sebagai panggilan hidup adalah dari masa kerjanya di bidang tersebut, dengan kata lain semakin ia berpengalaman maka semakin besar pula kemungkinan dia mencintai pekerjaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun