Mohon tunggu...
Moeh Zainal Khairul
Moeh Zainal Khairul Mohon Tunggu... Konsultan - Penjelajah

Tenaga Ahli Pendamping UKM Dinas Koperasi dan UKM Kota Makassar 2022 dan 2023 Coach Trainer Copywriting LPK Magau Jaya Digital

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebenarnya Apa Sih Rahasia di Balik Kesulitan?

13 September 2016   09:44 Diperbarui: 13 September 2016   18:24 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkadang seseorang berada dalam fase awal kejatuhan sangat sulit menyikapi situasinya dan gaya hidup yang dipertahankan selama ini terhempas badai saat kesulitan menghadang.

Sebenarnya kalau berbicara rahasia , dalam memberikan cobaan Allah mempunyai sudut pandang yang tidak memenuhi akal dan nalar manusia. Namun itulah rahasianya dan begitulah cara Tuhan berkomunikasi dengannya.

Berdasarkan pemikiran itulah saya mencoba merekonstruksi semua bangunan pemikiran selama ini yaitu berusaha lalu berdoa . Saya membaliknya menjadi berdoa lalu berusaha . Karena dengan berdoa terlebih dahulu ,berarti saya meminta pertolongan Tuhan , sehingga usaha kita tidak lagi berdasarkan nafsu belaka.

Dan menariknya tiba tiba banyak solusi yang datang di depan mata. Solusi yang tetap harus dijalankan sebagai bagian dari usaha . Setahap demi setahap sampai pada suatu titik dimana Imam Ali r.a mengatakan " Perbaikilah akhiratmu maka Tuhan akan memperbaiki duniamu"

ada suatu makna yang tiba tiba datang melekat begitu dalam , Jika kebahagiaan sulit kita gapai karena begitu jauhnya , kenapa tidak membangun magnet di dalam jiwa supaya kebahagiaan itu yang datang sendiri mendekat?

Kita sering menafsirkan kebahagiaan berdasar nafsu kita sehingga tertutup oleh apa yang dibutuhkan oleh jiwa begitu angkuh merasa dituntun oelh hawa nafsu , yang membuat semakin terbelit pada masalah. Ibarat benang , pada titik akhirnya masalah kita menjadi semakin kusutnya.

Bagaimana cara menyelesaikannya?

Terkadang ketika berada dalam posisi ini , posisi dimana rasanya saya seperti terjerat jaring laba laba ,semakin berontak semakin terjerat . Pikiran menjadi tidak jernih beban semakin berat dan yang pasti kebahagiaan semakin menjauh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun