Apa itu kanker payudara? Apa itu Mamografi? Lalu hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum menjalani mamografi?"
Penyakit Kanker payudara sendiri menempati urutan pertama jumlah kasus kanker sekaligus menjadi penyebab kematian terbesar akibat kanker di dunia setiap tahunnya. Menurut WHO (2020) prevalensi kanker payudara sebesar 2.261.419 kasus dimana kanker ini paling banyak diderita oleh kaum wanita. Insiden penyakit ini diperkirakan semakin tinggi di seluruh dunia. Sedangkan menurut data GLOBOCAN tahun 2020 diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 11%, dan persentase kematian akibat kanker payudara sebesar 6,9%. Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi nomor dua setelah kanker serviks dan terdapat kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun.
Kanker payudara disebut juga dengan Carcinoma Mammae adalah sebuah tumor atau benjolan normal ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara tumbuhan ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara atau jaringan lemak maupun jaringan ikat payudara tumbuhan ini dapat menyebar ke bagian lain di seluruh tubuh penyimpanan tersebut disebut dengan. Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai pemeriksaan, misalnya dengan menggunakan prosedur pemeriksaan yang salah satunya bernama Mamografi.
"Mamografi" merupakan metode pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar x kadar rendah dan umumnya dianjurkan pada perempuan yang telah berusia lebih dari empat puluh tahun. Sebelum menjalani pemeriksaan mamografi, pasien perlu menginformasikan dokter mengenai riwayat kondisi kesehatannya, misalnya riwayat operasi dan pemasangan implan payudara ataupun jika sedang hamil. Hindari penggunaan deodoran, antiperspiran, bedak, lotion, krim atau parfum di bawah lengan atau di payudara sebelum pemeriksaan. Partikel logam dalam bedak dan deodoran dapat terlihat pada mamografi dan akan mempengaruhi hasil pembacaannya.
Mamografi dianjurkan dilakukan saat setelah menstruasi, saat kondisi payudara tidak mengencang (umumnya hari ke-7 hingga ke-10 dihitung dari hari pertama menstruasi), sehingga tidak menimbulkan nyeri. Dikarenakan payudara pasien akan ditekan ke alat mamografi. Tekanan ini bertujuan untuk meratakan ketebalan payudara dan memungkinkan sinar-X menembus jaringan payudara, sehingga menghasilkan gambar yang baik dan meminimalkan dosis radiasi yang dibutuhkan. Penekanan ini tidak berbahaya, tetapi mungkin akan membuat pasien merasa tidak nyaman
Mamografi juga dapat digunakan untuk mengevaluasi pasien dengan gejala benjolan payudara, keluar cairan dari puting susu, perubahan kulit payudara, dan rasa nyeri pada payudara. Gejala-gejala ini dapat ditemukan dengan Gerakan SADARI (periksa payudara sendiri). Yuk kita deteksi dini kanker payudara dengan melakukan SADARI dan skrining rutin salah satunya dengan mamografi. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan pemeriksaan. Sebelumnya berkonsultasi, akan lebih baik membuat janji terlebih dahulu dengan dokter, sehingga tidak perlu menunggu lama saat sesampainya di rumah sakit.
Daftar Pustaka
  Herawati, Andi., dkk. (2021). Karakteristi Kanker Payudara. Fakumi Medical Journal, 1(1), 44-53.
 Ketut, S., Sari. L., M., K., K. (2022). Kanker Payudara: Diagnostik, Faktor Risiko, dan Stadium. Ganesha Medical Journal. 2(1), 42-47.