Masker adalah salah satu upaya untuk mencegah penularan COVID-19.COVID-19 dapat menyebar secara cepat melalui droplet saat bersin maupun saat batuk.Memakai maskerlah salah satu cara yang efektif untuk meminimalizir penyebaran virus tersebut.Namun tidak sebarangan masker yang bisa dipakai untuk pencegahan COVID-19.Masker yang banyak dipakai masyarakat yakni masker scuba dan buff.Masker scuba dan buff tidak memenuhi syarat karena kainnya sangat tipis.Akan tetapi,masih banyak masyarakat yang menggunakan masker dengan cara yang salah.Misalnya,tidak menutup hidung,menurunkan masker di dagu,bahkan menggunakan masker medis secara terbalik.
Bagaimana penggunaan masker scuba dan buff menurut IDI? Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI, DR Dr Eka Ginanjar mengungkapkan masker scuba termasuk masker kain yang proteksinya tidak terlalu kuat.Menurutnya,setiap renggangan yang ditimbulkan,maka pori-pori dari masker scuba akan melebar.Sehingga dalam kondisi seperti inilah disarankan tidak menggunakan masker scuba karena kondisi infeksi sedang tinggi,hanya satu lapis,bisa mereggang,dan kurang ketat menutup aliran udara.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO bahkan telah menyeluarkan rekomendasi terbaru bagi masyarakat untuk melawan virus corona.Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan  bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengubah sarannya tentang penggunaan masker wajah ditengah pandemi covid-19.
WHO menegaskan masker harus dipakai ditempat-tempat dimana virus tersebar luas dan masyarakat sulit untuk menerapkan jarak fisik.Masyarakat juga perlu tahu bahwa penggunaan masker yang ditunjukan untuk masyarakat umum maupun tenaga medis memiliki jenis dan standar yang berbeda-beda.Karena itu masker yang digunakan perlu menyesuaikan dengan tingkat intensitas kegiatan tertentu,temasuk untuk menghadpi virus covid-19 sekarang ini.
Masker yang merupakan tipe dan klasifikasi yang perlu diketahui oleh masyarakat yakni masker kain. Masker kain dapat digunakan untuk mencegah penularan sekaligus mengantisipasi  kelangkaan masker yang terjadi dipasar seperti apotek dan toko-toko kesehatan.Masker kain yang dibuat perlu memilliki tiga lapisan yaitu lapisan non-anyaman tahan air (depan) microfibre melt-blown kain non-anyaman (tegah) dan kain biasa non tenun (belakang).
Masker kain perlu dicuci dan bisa digunakan berulangkali.Bahan yang digunakan untuk masker kain berupa bahan kain katun,scarf,dan sebagainya.Penggunaan masker kain ini dapat dipergunakan untuk masyarakat umum dalam keadaan sehat.
Masker kain ini juga dapat digunakan ketika berada ditempat umum dan fasilitas lainnya dengan tetap menjaga jarak aman 1-2 meter.
Namun,Jika masyarakat memilki kegiatan yang tergolong berbahaya misalnya satgas atau penangganan jenazah covid-19 maka tidak disarankan menggunakan masker kain tapi harus menggunakan masker jenis lain dan APD pendukung.Sedangkan bagi tenaga medis Masker kain tidak direkomendasikan  sebagai APD (Alat Pelindung Diri).Masker kain hanya kain hanya boleh digunakan saat masker medis atau masker bedah tidak tersedia lagi.WHO juga mengeluarkan pedoman baru tentang komposisi masker non-medis untuk masyarakat umum.WHO menyarankan harus terdiri dari tiga  lapisan yang berbeda-beda.tiga lapisan itu terdiri dari lapisan paling dalan harus terbuat dari bahan penyerap air seperti kapas,kemudian lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter terbuat dari bahan seperti polipropilena non-anyaman,kemudian lapisan luar terbuat dari bahan yang tahan air
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H