Mohon tunggu...
Ratu Adil
Ratu Adil Mohon Tunggu... -

Political and Corporate Spy with 15 Years Experience.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Terjadi Penyatuan Parpol Islam di Indonesia?

5 Juni 2014   23:39 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:08 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14019610751050204722

Terbentuknya koalisi 4 parpol berlandaskan pemikiran Islam pada Pilpres 2014 patut diacungi jempol. Sejak era reformasi, baru kali ini terjadi sentralisasi parpol Islam dalam 1 koalisi. Sayang sekali PKB Muhaimin Iskandar tidak ikut serta dalam tren koalisi parpol Islam yang tengah terjadi. Apakah ini peluang untuk terbentuknya satu holding parpol Islam berisi gabungan PAN, PKS, PPP, PBB?

Apabila terbentuk 1 holding parpol PAN, PKS, PPP dan PBB akan sangat bagus sekali. Perbedaan pemikiran yang saat ini terjadi diantara 4 parpol Islam itu boleh saja tetap ada. Hanya saja, dalam 1 holding Parpol Islam itu, perbedaan akan difasilitasi dalam faksi-faksi pemikiran, bukan lagi beda parpol.

Pada 9 April 2014, setelah Pileg usai, saya sempat twitkan soal perlunya Parpol Islam berkoalisi. Isi lengkapnya bisa dilihat disini :

Mengapa Parpol Islam Tidak Bentuk Blok Parpol Islam http://chirpstory.com/li/199254

Kenapa Parpol Ideologi Islam Tidak Berkoalisi http://chirpstory.com/li/199229

Landasan twit saya itu sangat sederhana. Dalam Al-Quran jelas tertulis larangan hidup bergolong-golongan pada surat Ar-Rum ayat 31 dan 32.

“Jangan kamu menjadi orang Musyrik, yaitu Orang yang hidup bergolong-golongan dan masing-masing golongan berbangga dengan golongannya masing-masing,” (QS: Ar-Arum 31-32).

Perlu saya tekankan disini, Al-Quran tidak menyebut makna lain mengenai Musyrik selain soal hidup bergolongan. Entah darimana, kebanyakan penganut Islam memahami istilah Musyrik sebagai Orang yang menjalankan Syirik. Syirik diartikan sebagai tindakan menyekutukan Tuhan, sedangkan Musyrik diartikan Orang yang menyekutukan Tuhan. Padahal, tak satu pun sumber Al-Quran yang menyebut Musyrik sebagai orang yang menjalankan Syirik. Musyrik semata-mata soal hidup bergolong-golongan atau dalam bahasa modern, hidup berpecah belah dalam parpol-parpol.

Setelah saya twitkan seruan kepada parpol Islam agar jangan bertindak Musyrik, rupanya kini mereka bersatu. Tentu terbentuknya koalisi Parpol Islam (PAN, PKS, PPP, PBB) di belakang Prabowo merupakan sebuah sinyal. Sinyal bahwa jika saja umat Islam menghendaki persatuan, mereka bisa mewujudkannya. Dan bukan tidak mungkin, dari saat ini berwujud koalisi 4 Parpol Islam melebur menjadi 1 Parpol Islam dengan 4 faksi di dalamnya.

Jika saja penyatuan 4 parpol Islam itu bisa membentuk 1 holding parpol Islam, maka akan sangat strategis. Apalagi, tren kelompok-kelompok Islam di seluruh dunia memang tengah berpecah-belah (Divergensi). Sementara kubu Barat sebagai musuh Islam justru bergerak menuju peleburan (Konvergensi).

Beberapa pandangan mengatakan kalau tren pecah belah (Divergensi) di negara-negara musuhnya Barat adalah siasat Barat. Siasat untuk apa? Agar dari Divergensi itu, Barat bisa membentuk Konvergensi kekuatan besar baru. Tujuannya jelas, untuk menggulingkan negara-negara sasaran koloni dan imperiali Barat saat ini.

Contoh, saat perang dingin, Barat si Kapitalis berkompetisi dengan Uni Soviet si Komunisme. Akhir dari pertarungan itu, Uni Soviet berpecah belah (Divergensi), negara-negara Eropa justru bersatu (Konvergensi).

Contoh lain, saat AS dan Uni Eropa memperkuat hubungan Trans Atlantik (Konvergensi), Timur Tengah kian pecah belah (Divergensi).

Uni Afrika sudah terbentuk di bawah kepemimpinan Moamar Khadafi (Libya). Sejak Khadafi jatuh, nasib Uni Afrika terkatung-katung. Mirip seperti ASEAN, hanya organisasi label tak bertaring, tentu saja karena Barat punya kepentingan penguasaan sumber daya ASEAN. Apa saja sumber daya ASEAN? Tenaga Kerja murah dan Minerba (Mineral dan Pertambangan).

Dahulu kita mendengar adanya Pan Islamisme yang menyatukan koalisi negara-negara Islam, tapi lalu hilang tak terdengar.

Beberapa negara bekas Uni Soviet sudah mewacanakan untuk melebur kembali tapi dihadang terus oleh AS dan Uni Eropa.

Sederhananya, musuh Barat harus dipecah belah (Divergensi), sementara Barat justru menyatu untuk memperkuat aliansi (Konvergensi).

Maka itu saya katakan, apabila Parpol Islam di Indonesia bisa menyatukan kekuatan dalam 1 Parpol adalah manuver canggih. Menyatukan kekuatan di tengah upaya Barat dan Yahudi Internasional memecah belah dunia adalah sebuah bentuk perlawanan.

Kalau pernyatuan Parpol Islam di Indonesia bisa dilakukan, tren ini bisa menular ke negara-negara Timur Tengah yang saat ini porak poranda. Dan bukan tidak mungkin, pada akhirnya akan membentuk aliansi Islam se-Dunia seperti dahulu umat Islam memiliki Pan Islamisme.

Saat Golkar berpeluang membentuk Golkar Perjuangan ala Jusuf Kalla pasca Pilpres 2014. Saat PKB berpeluang pecah kembali dengan NU pasca Pilpres 2014. Akan sangat baik jika kekuatan Islam se-Indonesia menyatu di bawah satu bendera. Seperti saya bilang tadi, menyatu tidak mesti menghilangkan perbedaan pemikiran. Perbedaan pemikiran masing-masing kelompok dapat dibentuk dalam faksi-faksi internal, tapi tetap dalam 1 Partai Islam se-Indonesia.

Langkah ini akan sangat strategis. Mari tengok gambar di bawah ini :

[caption id="attachment_327565" align="aligncenter" width="583" caption="Peta Suara dan Kursi Hasil Pileg 2014. Sumber : Internet"][/caption]

Secara suara, koalisi PAN (7,6%), PKS (6,8%), PPP (6,5%) dan PBB (1,5%) memperoleh 22,4% suara. Secara kursi, koalisi PAN (49 kursi), PKS (40 kursi), PPP (39 kursi) dan PBB (0 kursi) memperoleh 128 kursi atau 22,9% dari total 560 kursi.

PKB memperoleh 9% suara dengan 47 kursi (8,4%). Dari jumlah tersebut, NU mengambil 4,5% suara dengan 23 kursi (4,2%).

Mengacu pada angka itu, kalau PAN, PKS, PPP, PBB dan NU menyatu, memperoleh 26,9% suara dengan 151 kursi (26,9%). Sementara kalau PAN, PKS, PPP, PBB dan PKB menyatu memperoleh 31,4% suara dengan 175 kursi (31,3%).

Jadi ada 3 potensi strategis apabila meleburkan parpol-parpol Islam dalam 1 holding parpol :

1.PAN, PKS, PPP, PBB memperoleh 22,4% suara dengan 128 kursi (22,9%) di DPR

2.PAN, PKS, PPP, PBB dan NU memperoleh 26,9% suara dengan 151 kursi (26,9%) di DPR

3.PAN, PKS, PPP, PBB dan PKB memperoleh 31,4% suara dengan 175 kursi (31,3%) di DPR.

Opsi nomor 3 kelihatannya sulit terjadi karena PKB Muhaimin Iskandar bertahan tidak bergabung ke koalisi 4 Parpol Islam. Bahkan ketika NU sudah menyatakan tak ikut PKB Muhaimin Iskandar dan pilih bergabung ke koalisi 4 Parpol Islam.

Tidak apa-apa, dalam setiap tarik menarik kekuatan ada istilah The Tenth Man (Orang Kesepuluh). Orang Kesepuluh adalah ketika 9 orang sudah mufakat pada satu sisi, selalu ada yang menjadi pembeda minimal 1 orang.

Dan melihat gelagatnya, pasca Pilpres 2014 akan ada perpecahan PKB yang digalang keluarga Wahid membawa suara NU. Buat saya, ketimbang NU dan keluarga Wahid mendirikan partai baru lagi, lebih baik jika bersama 4 Parpol Islam lainnya melebur jadi 1 Parpol.

Peleburan 4 Parpol Islam akan sangat strategis, setidaknya berpotensi menguasai 22,4% suara atau 128 kursi di DPR pada 2019. Apalagi kalau NU ikut melebur, berpotensi menguasai 26,9% suara dengan 151 kursi di DPR.

Sudah dapat dipastikan, peleburan 4 Parpol Islam (PAN, PKS, PPP, PBB dan NU) akan menjadi pemenang pemilu di 2019. Perbedaan pemikiran, historis, sosial dan sebagainya bisa dikesampingkan jika diniatkan. Buktinya, koalisi 4 Parpol Islam + NU saja bisa terwujud di Pilpres 2014. Kenapa tidak bisa melebur jadi 1 Partai Islam pasca Pilpres 2014?

Lagipula, dengan menggabungkan kekuatan, peleburan Partai Islam akan mampu mengambil peranan penting dalam melawan Yahudi Internasional.

Demikian saya tuliskan uneg-uneg yang tengah ada di pikiran saya.

Mari kita simak kelanjutannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun