Mohon tunggu...
Ratryana Dewi
Ratryana Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Jika menulis adalah Nyawa, maka "kau" adalah Raga.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Terserah

27 Mei 2020   11:43 Diperbarui: 27 Mei 2020   11:34 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar tengah malam kau bilang "tak terhingga, layaknya bintang di awan", demikian umpama cintamu kepadaku.

Hingga fajar menjelang aku masih terjaga, terngiang jelas ditelingaku, mengalir deras di sela-sela nadiku, terpatri indah di hatiku dan terekam sempurna di otakku.

Pagi menepi, terik melirik, senja menyapa. Aku merasa gugup layaknya presiden hendak pidato. Aku cari cari momentum semalam, aku obrak-abrik keadaan dan aku menemukan.

Aku menemukan semacam mimpi. Tidak, semacam khayalan. Sepertinya khayalanku merasuk ke mimpi, iya mungkin benarnya seperti itu.

Sedikit aku bergeser, berpindah posisi tidur. Berharap tidak ada khayalan yang berujung bualan lagi. Terserah kepada siapapun, yang paling penting aku terjaga dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun