Beberapa waktu yang lalu rakyat Indonesia digegerkan dengan beberapa produk budaya dari daerah-daerah di Indonesia digunakan sebagai icon di negara tetangga Malaysia, antara lain batik, tari pendet, reog dan lagu. Sebetulnya kita tidak perlu terlalu resah dengan hal ini. Tokh apa yang mereka aku-akukan itu adalah budaya yang sudah mengakar menjadi keseharian rakyat Indonesia dan tidak di negara mereka.
Misalnya batik, teknik memberi motif pada kain dengan malam sebagai perintang warna mungkin tidak hanya di Indonesia, tetapi yang menggunakan istilah BATIK adalah Indonesia. Batik mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari. Kekhasan yang hanya dapat dijumpai pada orang Indonesia khususnya Jawa adalah menggunakan batik sebagai alat gendong bayi, kemudian dikenakan sebagai pakaian, pakaian adat pengantin menggunakan batik, dan pada saat mati pun jazad ditutup dengan kain batik.
Begitu pula untuk  Tari Pendet.  Bagi orang Bali, tarian adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Sejak kecil anak-anak diharuskan belajar menari, yang salah satu nama tariannya adalah Pendet, tarian yang secara mendasar digunakan utk upacara-upacara  dan berbagai kegiatan adat di Bali. Tidak ada di daerah lain, apalagi negara lain.
Masyarakat Indonesia seperti kaget karena terusik dari tidur panjangnya. Selama ini masyarakat makin lama makin  kurang mau tahu dan meninggalkan budaya daerah asalnya. Bahkan banyak yang malu karena takut dibilang kuno jika mengikuti tradisi. Sudah saatnya kita sebagai anak bangsa benar-benar ikut dalam tindakan pelestarian budaya bangsa. Dengan peduli, berbagi dan berbangga menggunakannya dalam keseharian, setidaknya secara proporsional sesuai kemampuan dan kebutuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H