Mohon tunggu...
Ratri Dewi
Ratri Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea Terhadap Stabilitas Global

13 September 2024   21:19 Diperbarui: 13 September 2024   21:32 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ancaman nuklir di semenanjung Korea sudah sejak lama menjadi perhatian dunia. Perang dingin menjadi awal mula terbaginya semenanjung korea. Untuk bagian Selatan berada pada pengaruh Amerika Serikat, dan sebelah Utara pada pengaruh Uni Soviet. Korea Utara cenderung lebih miskin dibandingkan dengan pertumbuhan Korea Selatan. Namun, pengembangan nuklir yang dilakukan dengan bekerjasama dengan Uni Soviet telah membantu membangkitkan ekonomi Korea Utara. Saat ini, Korea Utara adalah negara ke-9 di dunia setelah Amerika Serikat, Perancis, Rusia, Inggris, China, India, Pakistan dan Israel sebagai negara pemilik dan melakukan pengembangan senjata nuklir. Setidaknya sejak tahun 2006 sampai tahun 2021, Korea Utara telah 6 kali melakukan uji coba senjata nuklir. Uji coba nuklir pertama kali dilakukan oleh Korea Utara tepatnya pada tanggal 9 Oktober 2006 di sebuah terowongan gunung di pantai timur wilayahnya. Adanya isu pengembangan nuklir di Korea Utara bukan hanya mengancam Korea Selatan tetapi juga stabilitas global.


Kepentingan Korea Utara terkait senjata nuklir dapat dikatakan sebagai upaya dalam menjaga keamanan dan pertahanan negaranya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Korea Utara cenderung lebih lemah ekonominya dibandingkan Korea Selatan, hal ini kemudian memicu Korea Utara mengembangkan militernya. Korea Utara percaya bahwa dengan memiliki senjata nuklir dapat menjadikan negara tersebut dapat bersaing melawan negara sekutunya yaitu Amerika Serikat. Korea utara juga tidak dapat melepaskan nuklir karena mereka menganggap ini penting demi keberlangsungan rezim. Di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, Korea Utara menggunakan nuklir sebagai simbol nasionalisme dan pencapaian teknologi untuk memperkuat kekuasaan domestiknya. Kepemilikan senjata nuklir juga dapat menjadi sebuah ancaman psikologis yang dilakukan oleh Korea Utara terhadap negara-negara di wilayah Asia timur lainnya terkhusus Jepang dan Korea Selatan yang merupakan negara buffer state Amerika Serikat .
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), telah mengeluarkan resolusi atas tindakan uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea utara sejak tahun 2006. Bukan hanya dari PBB, Korea Utara juga telah beberapa kali mendapatkan sanksi dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Tiongkok, Australia, Rusia, Jepang dan Korea Selatan. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan suara bulat meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara pada tahun 2006 guna menghentikan pendanaan untuk program rudal nuklir dan balistik Pyongyang. Selain itu, Amerika Serikat turut memberlakukan sanksi untuk semakin memangkas akses Korut ke pendanaan dan pendapatan dalam bentuk mata uang asing.  Namun, hal ini tidak serta merta membuat Korea Utara berhenti bahkan Korea Utara kerap melakukan uji coba nuklir secara berkala.


Dampak yang akan ditimbulkan dari nuklir Korea Utara terhadap stabilitas global salah satunya yang juga sudah mulai terlihat adalah munculnya perlombaan senjata. Perlombaan senjata ini melibatkan negara-negara besar lain seperti Rusia, Amerika Serikat, serta dikhawatirkan meluas ke wilayah lain di dunia untuk mulai mengembangan senjata nuklir mereka sendiri sebagai upaya mempertahankan keamanan negaranya. Di wilayah Asia Timur utamanya Jepang dan Korea Selatan, kedua negara ini semakin memperkuat kerjasamanya di bidang militer dengan Amerika Serikat sebagai salah satu bentuk self defence. Sementara di sisi lain, Rusia dan Tiongkok mulai merasakan ancaman pada wilayah kepentingan strategis mereka. Situasi ini menjadi rumit dan mengkhawatirkan keamanan global. Korea selatan melalui Duta Besar nya untuk ASEAN, Lee Jang Eun, mengatakan harapannya kepada blok Asia Tenggara untuk turut membantu mereka dalam mencegah ancaman nuklir Korea Utara.


Pada bulan Desember tahun lalu, Korea Utara meluncurkan uji coba rudal balistik yang memicu pamer kekuatan militer di beberapa negara disekitarnya. Meningkatnya ketegangan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Kim Jong-un berakhir dengan pertunjukan diplomatik. Melihat hal ini, nampaknya Korea Utara perlahan-lahan merasakan dampak sanksi yang mengekang program nuklirnya. Jika upaya diplomatik ini berhasil mengakhiri ancaman nuklir Korea Utara dan Korea Utara mulai membuka negaranya untuk melakukan kerjasama ekonomi dengan negara lain, hal ini akan berdampak positif bagi kehidupan masyarakatnya. Selain itu, jika Korea Utara berhasil memperbaiki hubungan dengan negara-negara tetangganya yaitu, Jepang dan Korea Selatan dengan menyudahi ketegangan di wilayah tersebut, ini bisa sangat membantu menciptakan kembali reunifikasi damai dengan Korea Selatan untuk jangka panjang meskipun masih banyak tantangan dari aspek lain untuk hal ini dapat terjadi. Namun, apabila ketegangan ini terus berlanjut maka terdapat beberapa kemungkinan yang bisa terjadi. Pertama, dengan sanksi yang semakin diperketat dari segi ekonomi maka Korea Utara dapat menghadapi situasi krisis ekonomi yang akan mengganggu stabilitas negaranya. Kedua, apabila dialog diplomasi terus menerus gagal, maka Korea Utara akan semakin terisolasi dari komunitas internasional. Dengan demikian sebagai kesimpulan, senjata nuklir Korea Utara akan sangat menentukan bagaimana masa depan nasib stabilitas global terutama di wilayah semenanjung Korea. Korea Utara memiliki dua pilihan, yaitu apakah mereka akan terus memperkuat isolasi negaranya atau mulai mengambil langkah menuju keterlibatan global.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun