Anak-anak memiliki kemampuan berpikir tentang gagasan matematis jauh sebelum merekamampu menghadapi soal-soal tertulis yang dinyatakan dengan simbol-simbol. Dalam pemikiran matematis anak-anak jauh lebih intuitif daripada dugaan pendidiknya
( Lydia Polonsky, 1995-- Math for The Young )
Tanpa sengaja gagasan matematis seringkali di kenal anak secara tidak langsung pada saat bermain dan berinteraksi dengan temannya. Misalnya ketika makan kue, mereka menyadari bahwa kue mereka lebih banyak atau lebih sedikit dari anak lainnya. Kegiatan-kegiatan seperti mengumpulkan kerikil, membagi kue dengan teman adalah pengalaman-pengalaman awal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan. Bermain air dan pasir, dengan menuangkannya dalam satu wadah ke wadah lain sebenarnya berkaitan dengan pengukuran. Semua aktivitas tersebut seringkali berlangsung begitu saja.
Gagasan matematis dapat dikenalkan” secara sengaja” di rumah pada anak sejak dini. Misalnya gagasan tentang himpunan dapat dikenalkan pada anak dengan mengajaknya terlibat dalam aktivitas memilah-milah pakaian pada saat mencuci, gagasan tentang pola dapat dikenalkan pada anak melalui aktivitas menyusun kue dalam toples dan gagasan tentang pengukuran dapat dikenalkan melalui aktivitas menimbang tepung yang dibutuhkan untuk memasak kue. Setiap orang tua dapat mengembangkan kreativitasnya untuk menyelipkan belajar dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan tingkat usia anak dan kondisi di dalam keluarganya masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI