Mohon tunggu...
Ratri Indah
Ratri Indah Mohon Tunggu... Lainnya - Learn for better future

Belajar dari kesalahan itu wujud dari perjuangan memaknai hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan, Mohon Ijinkan Aku Tertawa

17 Desember 2013   17:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:49 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di siang terik membakar mata
Jalanan hanya tampak berkumul debu
Kuda besi saling beradu pandang
Melewati kerikil jalanan di tanah rantau

Aku terpaku pada layar
Sebuah kotak tiga dimensi
MEnampilkan guratan pytograph
Menyatu di jutaan, milyaran bahkan triliunan pixel

Roman tertunduk dalam hitam. .pekat
Serasa runtuh dalam angan
Membungah di rasa derita

Hari ini bagai bumi dan langit
Entahlah. . ini Sebuah gertakan saja atas angan kosongku
Atau. . ini memang ujian atas kebodohanku
Atas ketololanku
Atas ke-alpha-anku

Ku tunggu balas dari seberang
Berharap bukan buah simalakama
Tapi buah apel nan manis
Sebagai pelepas dahagaku saat ini

Sekiranya memang ini terbaik untukku
Tuhan, mohon ijinkan aku tertawa

KM
Yogyakarta, 17 Desember 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun