Salah Satu Cara Untuk Bertahan Hidup Adalah Dengan Beradaptasi. ~Anonim
Saya duga anda saat ini sedang duduk santai di Siang hari ini, dengan seorang klien anda dan makanan yang harganya rata-rata dengan sejumlah makanan di restoran itu. Anda saat ini sedang melakukan transaksi jual-beli pada klien anda. Anda sangat yakin produk yang anda tawarkan kepada klien anda ini paling bagus di pasarnya, tentu saja anda yakin setelah keluar dari sini uang anda akan bertambah. Klien anda ternyata berpendapat lain, apa yang anda tawarkan sekarang produknya bagus namun jauh lebih mahal, lalu klien anda tidak jadi untuk membeli produk anda malahan klien anda mengucap kata perpisahaan dan pergi dari meja anda.
TIdak hanya itu sebelum ia beranjak dari meja anda, dia mengungkapkan mendapatkan informasi bahwa ada produk yang mereka pikir sama baik dari segi nilai maupun layanan nya dengan harga yang lebih murah, jadi klien anda memutuskan untuk membelinya tanpa pikir panjang. Otak anda lalu berfikir dan bergumam “Maksudnya apa ini? Bisnis macam apa yang dapat mengalahkanku yang sudah berpengalaman berpuluh-puluh tahun ini?” Anda menjadi kesal dengan kompetitior anda karena merebut klien anda.
Ternyata dilain waktu, klien anda malah menjadi pelanggan setia kompetitior anda dalam waktu yang singkat, perubahan ini terjadi secara cepat dan tiba-tiba. Anda dengan kemampuan berfikir anda kemudian tetap tidak terima dan marah soal ini, bahkan kompetitor anda langsung dilaporkan kepada pihak yang berwenang karena menggunakan cara yang menurut anda tidak lazim digunakan dalam melakukan bisnis. Cerita diatas biasa kita dengar dan itu mewakili bisnis yang terjadi saat ini, dimana pebisnis lama banyak yang runtuh akibat pebisnis baru. Pebisnis lama disini diartikan seseorang pebisnis yang belum memahami akan penggunaan teknologi dalam berbisnis dan pebisnis muda ini diartikan sebagai pebisnis yang telah menggunakan teknologi sebagai bagian dari bisnisnya. Mari kita bicarakan fenomena ini dengan lebih detail lagi.
Gelombang Baru yang Disebut Internet
Bisnis yang selama ini kita kenal biasa kita lakukan dengan cara yang biasa, berjualan di pasar, menunggu pelanggan datang dan terjadilah transaksi. Hal itu sejak saat orang belum mengetahui gelombang baru yang disebut Teknologi internet. Teknologi internet sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu 1969 lebih tepatnya ketika Departemen Pertahanan US membuat sebuah system ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) untuk membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan (Wikipedia, ).
Namun, masih saja beberapa perusahaan belum menggunakan teknologi internet ini, walaupun dapat meningkatkan keuntungan dari perusahaan. Teknologi internet banyak memiliki pengaruh yang besar diantaranya beberapa hal yang muncul setelah adanya internet adalah keberadaan masyarakat internet atau yang sering kita kenal dengan nama Netizen yang pada tahun 2014 di Indonesia mencapai 82 Juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indoensia (Startup.com, 2014).
Ada lagi istilah yang sedang ‘hits’ lagi yakni IoT atau Internet of Things atau interaksi antara sensor, konektivitas, proses dan orang yang menghasilkan aplikasi pintar serta layanan baru (Postscapes dan Harbor Research). Pasar online atau lebih kita sering dengar dengan e-commerce termasuk dalam akibat keberadaan Internet ini. Tentu saja para pebisnis lama tidak mengetahuinya atau memang tidak menghiraukannya karena ya mereka pikir produk yang mereka miliki jauh lebih baik dari pada para pebisnis baru dan mereka juga belum memiliki pasar yang kuat.
Teknologi internet memugkinkan informasi yang disampaikan sangat cepat berpindah, mengubah sudut pandang mengenai cara berbisnis, hingga mengubah gaya hidup seseorang. Ditinjau dari segi bisnis, Internet mengubah strategi dalam berbisnis. Pertama dari strategi marketing, sekarang para pebisnis muda banyak yang menjual produk mereka dan memasarkannya lewat internet, baik itu melalui Media Sosial (WhatsApp, Instagram, Facebook), Website, Email atau lewat E-commerce. Menkominfo menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka Rp 130 Triliun, mengingat bahwa hanya sekitar 7% dari pengguna internet di Indonesia yang pernah belanja online, hal itu berdasarkan data dari McKinsey. Nilai tersebut jauh tertinggal dari China yang sudah mencapai angka 30% (Startup.com, 2014).
Tingkat kepercayaan akan penggunaan belanja online pun bertambah dari tahun ketahun, dibuktikan dengan maraknya e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan situs jualan di internet lainnya hebatnya semuanya itu laku. Segi Penyimpanan, penyimpanan barang masuk dan keluar dari toko sering dicatat menggunakan tulisan, jika manajer ingin melihatnya harus melihat bentuk fisik dari tulisan tersebut. Internet membuatnya lebih mudah, seorang manajer dapat memantau keluar masuknya barang dengan mudah melalui jaringan yang berhubungan dengan data yang berisi keluar-masuknya barang. Segi pengambilan keputusan, hal ini juga didasari oleh teknologi internet.
Pengambilan keputusan ini adalah teknologi yang mulai banyak digunakan sejak 2015 di Indonesia, konsep nya adalah menganalisis sebagian besar data informasi yang masuk baik itu dari pelanggan seperti umur pelanggan, seberapa sering pelanggan ini belanja, apa yang ia belanjakan, hingga banyaknya barang yang dibelanjakan tiap minggunya. Pengetahuan akan informasi pelanggan yang lebih detail dan menyeluruh memungkinkan untuk seorang manajer untuk menganalisisnya dengan bantuan tim analisis untuk mengambil keputusan menambah jumlah pasokan barang misalkan tiap hari jumat atau menarik barang yang sudah lama tidak laku dipasaran, kita kenal dengan nama Big Data Analysis. Hal tersebut merupakan sebagaian kecil dari berbagai macam inovasi yang ditimbulkan dari adanya Interenet.
Mengikuti Perkembangan Teknologi Berarti Selamat
Pada 12 Mei 1971 Otje mendirikan PT Modern Photo Film yang beroperasi sebagai distributor peralatan fotografi. Pada tahun yang sama perusahaan ini juga berhasil mendapat izin untuk menjadi distributor tunggal produk-produk Fuji Photo Film Co., Jepang dengan merek Fuji di Indonesia. Modern Photo Film memegang lisensi untuk menjual pemrosesan film, kamera, dan produk-produk fotografi Fuji lainnya. Pada 1996 total aset Grup Modern diestimasi mencapai Rp2,5 triliun.
Dengan nilai penjualan (sales turnover) mencapai Rp1,39 triliun pada 1996, Grup Modern termasuk grup konglomerat papan atas di Indonesia. Belum sepenuhnya pulih dari krisis, Grup Modern kembali didera kesulitan seiring perubahan zaman. Datangnya era digital membuat orang jarang membeli rol film dan mencetak foto di gerai-gerai fotografi milik PT Modern Photo Tbk.. Padahal, bisnis fotografi di bawah PT Modern Photo merupakan salah satu lini bisnis andalan Grup Modern yang tersisa, setelah lini-lini bisnis yang lain rontok terhempas krisis. Alhasil, Grup Modern diambang kejatuhan. PT Modern Photo Tbk. sendiri berganti nama menjadi menjadi PT Modern Internasional Tbk. menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Henri Honoris sebagai generasi penerus di keluarga pemilik Grup Modern tak tinggal diam menghadapi kenyataan pahit itu. Putera dari Sungkono Honoris melirik bisnis convenience store 7-Eleven sebagai langkah menyelamatkan perusahaan dari ambang kebangkrutan. PT Modern Putra Indonesia, anak usaha PT Modern Internasional Tbk., terpilih sebagai pemegang waralaba tunggal 7-Eleven di Indonesia. 7-Eleven bisa dilihat memiliki teknologi seperti pengadaan Wi-Fi lalu, ATM, Taxi, Delivery makanan melalui aplikasi dan teknologi lainnya yang berawal dari internet. Bisnis Modern Group bisa diselamatkan karena mengikuti perkembangan jaman, mengikuti perkembangan teknologi yang ada (Warta Ekonomi, 2013)
Itu kisah nyata yang dapat dijadikan sebuah pelajaran bagi kita para pebisnis lama. Teknologi tidak mungkin kita hentikan, karena keberadaanya terus memberikan manfaat dan memeberikan maslahat atau masalah. Teknologi internet ini seperti 'pisau bermata dua'. Penggunaan yang tepat akan mampu menyelematkan bisnis anda sebelum terlambat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H