Mohon tunggu...
gayatri Ratnawulan
gayatri Ratnawulan Mohon Tunggu... -

Berbagi untuk melegakan hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anakku, Tunggulah Mama Menyusulmu - Part 2 (Berdasarkan Kisah Nyata)

2 Mei 2014   23:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:56 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita sebelumnya  :  Gatot dan Andhini adalah sepasang suami istri yang lama mendambakan anak, namun setelah anaknya lahir dan berusia 3,5 bulan, Gatot meninggal dalam usia 33 tahun, meninggalkan Andhini dan bayinya yang masih kecil.

Hari hari penuh perjuangan

“Mama.. mama..” tangan kecilnya berkembang sambil berlari menuju arah Andhini.Andhini yang masih kerepotan memegang buku2 kuliah segera mengembangkan tangannya.. “Anakku sayaanngg”.. maaf yaa.. mama meninggalkanmu begitu lama..Hari ituhari Sabtu danAndhini mengajak anaknya dan pengasuhnya ke kampus. Andhini segera mencari tempat yang sepi untuk menyusui anaknya, yang masih berusia 1 tahunan.. Mata bening anaknya yang sedang memandangnya sambil lahap menyusu padanya, segera menghilangkan segala penat yang dialaminya seharian.

Semenjak suaminya meninggal, Andhini berusaha mencari pekerjaan.Dengan rahmat dan pertolongan Allah, Andhini memperoleh pekerjaan dari kolega suaminya dahulu, disebuah Bank Swasta.Dengan ijasah diploma sekretaris yang didapatkannya dahulu sebelum menikah dengan suaminya, Andhini belajar kembali untuk bekerja.Namun demikian, Andhini merasa bahwa ditempatnya bekerja sekarang, penghasilannya berbanding lurus dengan tingkat pendidikannya. Oleh sebab itu, Andhini mengajukan keringanan kepada kantornya untuk dapat kuliah lagi menyelesaikan S1 nya.Saat itu anaknya baru saja berusia 6 bulan.

Andhini sungguh teramat lelah,.. bekerja sambil kuliah, berangkat dini hari dan pulang setelah sangat larut malam.Terkadang putus asa mendera.Namun demikian, ketika Andhini memandang wajah anaknya...Melihat senyum anaknya, Andhini kembali bangkit semangatnya. Sepulang bekerja, segera bergegas mengejar bis ke tempat kuliahnya,. Jarak perjalanan antara kantor – kampus – dan rumahnya sungguh sangat jauh dan menguras tenaga. Andhini belajar dengan tekun dan bekerja dengan sangat keras, meski dengan sangat terpaksa, Andhini mengorbankan perasaannya dengan meninggalkan anaknya di asuh oleh orang lain.Hatinya sangat pedih dan bathinnya ingin selalu bersama-sama anaknya.

Maafkan anakku,.. mama tidak bisa mengasuhmu dan menjagamu sepanjang waktu... mama banyak meninggalkanmu, mama tidak tahu kata2 pertamamu, kapan kamu mulai berjalan, kapan kamu mulai bisa membaca dan menulis... Apa yang ada di dalam hatimu.. apa yang terjadi sehari-hari denganmu...

Beribu-ribu bahkan berjuta-juta maaf terucap dari bathin Andhini, karena selanjutnya Andhini selalu meninggalkan anaknya disebabkan oleh kesibukan pekerjaan dan kuliahnya.

Aku adalah Ibu dan sekaligus Ayah bagi anakku.Aku ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anakku.Aku harus maju dan berusaha keras.Apabila aku tidak bekerja keras, maka aku tidak akan bisa menyekolahkanmu dengan baik.

Andhini masih muda dan cantik.. Tidak sedikit yang berusaha mendekati dan bermaksud memperistri Andhini.Namun tidak ada satu orangpun yang berhasil mempersuntingnya.Andhini hanya berkonsentrasi untuk membesarkan dan menyekolahkan anak semata wayangnya.Andhini kuatir bahwa kasih sayangnya nanti akan terbagi, dan belum tentu pasangannya akan menyayangi anaknya sebagaimana ayah kandungnya.

Bersambung  -  Part 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun